KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rata-rata harga minyak mentah Indonesia atawa Indonesia Crude Price (ICP) bulan November 2022 turun menjadi US$ 87,50 per barel. Besaran ini turun US$ 1,60 per barel dari ICP bulan Oktober 2022 yang sebesar US$ 89,10 per barel. Beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional, seperti dikutip dari Executive Summary Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, antara lain sinyal Federal Reserve untuk menaikkan tingkat suku bunga sebagai upaya untuk mengatasi inflasi, menyebabkan peningkatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan menurunkan minat investor pada pasar komoditas. “Selain itu, peningkatan kasus Covid-19 di China di mana tertinggi sejak Maret 2020, membuat Pemerintah China memberlakukan kebijakan zero covid yang lebih ketat, menghasilkan aksi demontrasi di beberapa wilayah China yang memprotes kebijakan zero covid Presiden Xi Jinping. Kondisi ini menyebabkan kekhawatiran pasar akan penurunan aktifitas ekonomi dan industri serta penurunan konsumsi minyak mentah di negara konsumen minyak mentah terbesar dunia,” demikian dikutip dari exsum tersebut, Kamis (1/12).
Tercatat, permintaan minyak dunia diproyeksikan menurun. Merujuk laporan OPEC bulan November 2022, terdapat revisi penurunan proyeksi permintaan minyak mentah dunia untuk tahun 2022 sebesar 100 ribu barel per hari (bph) menjadi 99,57 juta bph.
Baca Juga: Harga BBM Tetap Kendati Harga Minyak Turun Penurunan juga diproyeksikan IHS Markit dimana penurunan permintaan untuk tahun 2022 sebesar 200 ribu bph menjadi 99,4 juta bph. Sementara terkait pasokan minyak mentah dunia, berdasarkan laporan OPEC bulan November 2022, pasokan minyak mentah Non-OPEC pada tahun 2022 diproyeksikan meningkat sebesar 1,90 juta bph menjadi 65,58 juta bph dibandingkan tahun 2021. Faktor lainnya, berdasarkan Laporan Mingguan EIA (Energy Information Administration), terdapat peningkatan stok, terutama stok produk minyak AS pada bulan November 2022. Stok gasoline naik sebesar 7,2 juta barel menjadi 213,8 juta barel. Sementara itu, stok distilate naik sebesar 5,8 juta barel menjadi 112,6 juta barel. Selanjutnya, berdasarkan laporan OPEC bulan November 2022, terdapat penurunan tingkat pengolahan kilang global sebesar 960 ribu barel per hari sebagai akibat dari puncak masa pemeliharaan kilang.
Sedangkan untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh peningkatan kuota ekspor produk minyak China yang mengindikasikan surplus pada stok minyak mentah akibat melemahnya permintaan minyak mentah di negara tersebut.
Baca Juga: Harga Pertamax Turbo Naik Mulai 1 Desember 2022, Di SPBU Shell & BP Lebih Murah Berikut ini perkembangan harga minyak utama:
- Dated Brent turun sebesar US$ 1,66 per barel dari US$ 93,33 per barel menjadi US$ 91,67 per barel.
- WTI (Nymex) turun sebesar US$ 2,64 per barel dari US$ 87,03 per barel menjadi US$ 84,39 per barel.
- Brent (ICE) turun sebesar US$ 2,74 per barel dari US$ 93,59 per barel menjadi US$ 90,85 per barel.
- Basket OPEC turun sebesar US$ 3,57 per barel dari US$ 93,62 per barel menjadi US$ 90,05 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari