KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak jatuh sekitar 6% pada hari Selasa (23/3). Kekhawatiran atas pembatasan baru pandemi dan lambatnya peluncuran vaksin di Eropa menambah kegelisahan yang berlebihan. Melansir
Reuters, harga minyak mentah Brent turun US$ 3,83 atau 5,9% pada US$ 60,79 per barel, setelah mencapai sesi terendah US$ 60,50. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berakhir US$ 3,80 atau 6,2%, lebih rendah pada US$ 57,76 per barel, setelah menyentuh level terendah US$ 57,32.
Kedua tolok ukur harga minyak ini diperdagangkan mendekati posisi terendah yang tidak terlihat sejak 9 Februari.
Baca Juga: Wall Street melemah, menjelang pernyataan The Fed dan Jannet Yellen Spread Brent bulan depan berubah menjadi contango kecil untuk pertama kalinya sejak Januari. Di Contango, kontrak bulan depan lebih murah daripada bulan mendatang dan dapat mendorong pedagang untuk menyimpan minyak. Dalam aktivitas pasca-penyelesaian, minyak mentah AS diperdagangkan serendah US$ 57,25 per barel, sementara minyak mentah Brent menyentuh US$ 60,27 per barel. Pergeseran lebih rendah terjadi setelah stok minyak mentah AS naik dan persediaan bensin turun dalam beberapa pekan terakhir, menurut sumber perdagangan yang mengutip data dari kelompok industri American Petroleum Institute Persediaan minyak mentah melonjak 2,9 juta barel dalam sepekan hingga 19 Maret, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat
Reuters untuk penurunan sekitar 300.000 barel, kata sumber tersebut.
Baca Juga: Harga minyak anjlok 1% di tengah kekhawatiran penguncian baru di Eropa "Jalan menuju pemulihan permintaan minyak tampaknya penuh rintangan karena dunia terus memerangi pandemi Covid-19," kata Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak di Rystad Energy. "Harga minyak turun lagi pada hari Selasa, membuktikan bahwa koreksi minggu lalu tidak cukup dalam dan bahwa pasar telah diperdagangkan akhir-akhir ini dengan sentimen bullish yang berlebihan, mengabaikan risiko pandemi." Penguncian yang diperpanjang di Eropa didorong oleh ancaman gelombang ketiga, dengan varian baru virus Corona di benua itu. Jerman, konsumen minyak terbesar Eropa, memperpanjang pengunciannya hingga 18 April. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto