Harga minyak mentah kembali melemah terseret kekhawatiran pelemahan ekonomi



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah tergelincir pada perdagangan hari ini. Padahal, sentimen positif sedang menaungi pergerakan emas hitam setelah OPEC+ menegaskan bahwa hampir semua negara mematuhi pemotongan produksi pada bulan Juli lalu.

Mengutip Reuters, Selasa (18/8) pukul 10.30 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Oktober 2020 turun 22 sen, atau 0,5% menjadi US$ 45,15 per barel. Padahal, di sesi sebelumnya, Brent sudah naik 1,3%.

Serupa, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman September 2020 turun 23 sen, atau 0,5% ke US$ 42,66 per barel, setelah naik 2,1% di sesi sebelumnya.


Baca Juga: Persediaan yang masih tinggi kembali menekan harga minyak

Berdasarkan sumber OPEC+, kepatuhan terhadap pemotongan produksi minyak OPEC+ mencapai sekitar 97% pada bulan Juli lalu. Di bulan lalu, para produsen minyak masih membatasi produksi dengan rekor tertinggi untuk mengurangi persediaan di seluruh dunia, karena penurunan permintaan akibat pandemi.

Namun, pada bulan Agustus, OPEC+ telah mengurangi pemotongan yang disepakati menjadi 7,7 juta barel per hari (bph) dari 9,7 juta barel per hari yang dilakukan pada bulan Mei hingga Juli karena harga mulai naik dalam beberapa bulan terakhir.

"Kami percaya bahwa risiko paling signifikan terhadap pasar fisik (minyak) sekarang telah berlalu," kata BHP, perusahaan migas asal Australia.

"Harga dapat berkembang dengan baik di atas pemulihan baru-baru ini, jika mobilitas terus membaik secara global," lanjut perusahaan BHP dalam keterangannya. 

Namun, kekhawatiran terhadap perbaikan ekonomi yang lebih lambat juga menghambat harga minyak mentah. Ini terjadi setelah Jepang, ekonomi terbesar ketiga di dunia kemungkinan akan mengalami kontraksi lebih dari perkiraan sebelumnya karena pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Alasan tak suka investasi emas, Warren Buffett: Emas itu malas!

Energy Information Administration di minggu lalu, melaporkan mengurangi perkiraan permintaan minyak globalnya, menunjukkan pengurangan persediaan global yang lebih kecil dari perkiraan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari