KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah melemah di pekan ini terseret lonjakan kasus virus corona global dan efektivitas vaksin satu dosis yang rendah di akhir pekan. Dalam sepekan, harga minyak West Texas Intermediate melemah 0,13% dan Brent turun 0,85%. Harga minyak sempat menguat di tengah pekan usai stok minyak Amerika Serikat (AS) turun di pekan lalu. Pelemahan harga di pekan ini terjadi setelah pada Jumat (29/1), harga minyak WTI untuk kontrak pengiriman Maret 2021 turun 14 sen atau 0,3% menjadi US$ 52,20 per barel.
Sementara itu, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2021 naik 36 sen atau 0,6% ke US$ 55,88 per barel. Kontrak pengiriman Maret berakhir pada hari Jumat. Sedangkan untuk kontrak pengiriman April yang lebih aktif turun 6 sen menjadi US$ 55,04 per barel.
Baca Juga: Harga WTI melemah ke US$ 52,2 per barel karena kekhawiran pandemi berkepanjangan Ditambah lagi rencana Arab Saudi memangkas produksi sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada bulan Februari dan Maret. Kepatuhan dengan pembatasan produksi oleh OPEC+, juga meningkat pada bulan Januari. Produksi minyak OPEC naik pada Januari, sebuah survei
Reuters menemukan, setelah OPEC+ menyetujui pelonggaran pembatasan pasokan. Namun, harga mulai tertekan di akhir pekan dan berada di kisaran yang ketat karena investor khawatir tentang pandemi global yang berkepanjangan dan peluncuran vaksin yang lambat. "Jumlah vaksinnya tidak ada," kata Bob Yawger,
Director of Energy Futures Mizuho di New York. Pasar minyak telah menguat sekitar 50% sejak Oktober didukung peluncuran vaksin, tetapi kemunculan varian Covid-19 telah memicu kekhawatiran tentang kelemahan ekonomi. Yawger mengatakan, paket stimulus ekonomi AS mungkin tidak datang cukup cepat untuk mendukung pasar. Presiden AS Joe Biden mendesak Kongres untuk mengambil tindakan cepat atas proposal bantuan Covid-19 senilai US$ 1,9 triliun.
Baca Juga: Inilah dosis dan jumlah penyuntikkan vaksin Covid-19 agar efektif "Tidak ada waktu untuk penundaan," kata Biden. "Bisa memakan waktu satu tahun lebih lama untuk kembali ke pekerjaan penuh jika kita tidak bertindak dan tidak bertindak sekarang." Sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan harga minyak diperkirakan akan melayang di sekitar level saat ini untuk sebagian besar tahun 2021 sebelum pemulihan memperoleh daya tarik menjelang akhir tahun. Harga minyak WTI turun seiring dengan indeks saham, karena investor mengukur data kemanjuran vaksin Covid-19 Johnson & Johnson. Saham pembuat obat tersebut turun setelah mengatakan vaksin dosis tunggalnya 72% efektif dalam mencegah Covid-19 di Amerika Serikat. Tingkat yang lebih rendah yakni hanya 66% ditunjukan dalam uji coba secara global.
Editor: Anna Suci Perwitasari