Harga minyak mentah melesat 1,5% ditopang pelonggaran kebijakan lockdown



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah kembali menguat setelah lebih banyak negara yang mulai mengurangi kebijakan penguncian yang ditetapkan untuk menghentikan penyebaran virus corona. Hal ini semakin memberikan harapan bahwa permintaan bahan bakar akan meningkat setelah kehancuran ekonomi yang disebabkan oleh pandemi tersebut.

Mengutip Reuters, Jumat (8/5) pukul 09.00 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Juli 2020 di ICE Futures naik 47 sen, atau 1,5%, ke US$ 29,33 per barel. Pada sesi sebelumnya, harga minyak jenis ini anjlok  hampir 1%. 

Serupa, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juni 2020 di Nymex juga menanjak 48 sen, atau 1,5%, menjadi US$ 24,03 per barel. Hal ini membalikkan keadaan setelah turun hampir 2% pada perdagangan Kamis (7/5).


Baca Juga: Harga minyak naik pada awal perdagangan Jumat (8/5)

Kedua kontrak menuju kenaikan minggu kedua setelah anjlok ke level terdalam pada bulan April lalu. Kala itu, harga minyak AS terjun bebas ke bawah nol per barel. 

Tetapi harga minyak mentah tetap harus mewaspadai banjir produksi. Ini terlihat dari masih bekerjanya pemompaan minyak ke tangki penyimpanan di darat dan tanker di laut.

"Bahkan dengan tanda-tanda awal bahwa permintaan mulai stabil, kenaikan produksi juga masih akan berlanjut untuk beberapa waktu, dan kapasitas penyimpanan (penggunaan) terus meningkat," kata Stephen Innes, kepala strategi pasar di AxiCorp.

Mengutip data Genscape, tangki penyimpanan minyak mentah AS yakni jenis WTI yang berada di pusat penyimpanan Cushing di Oklahoma meningkat sekitar 407.000 barel dalam pekan yang berakhir 5 Mei. 

Sementara itu, Australia akan menjadi negara terbaru yang mulai mengurangi pembatasan pada kontak sosial dan pergerakan karena infeksi negara dari virus melambat. Pemerintah akan melonggarkan pembatasan secara bertahap selama empat minggu, sumber mengatakan kepada Reuters.

Baca Juga: Harga minyak Brent melesat ke atas US$ 30 per barel, tertinggi dalam tiga pekan

Prancis dan negara bagian Amerika Serikat termasuk Michigan dan negara-negara lain juga berencana untuk meringankan pembatasan yang dilembagakan untuk menghentikan penyebaran krisis kesehatan terburuk dunia dalam satu abad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari