KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia terus memanas menembus US$ 100 per barel setelah konflik Rusia-Ukraina meletus menjadi perang terbuka. Lonjakan harga minyak membuat badan usaha bahan bakar minyak (BBM) mulai mengambil ancang-ancang. Sejauh ini memang belum ada kenaikan harga jual BBM oleh sejumlah badan usaha pasca terjadi kenaikan harga signifikan dalam beberapa hari terakhir. Kendati demikian, badan usaha BBM pun mulai memantau situasi terkini terkait kondisi harga minyak mentah dunia. Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, Pertamina terus memonitor kondisi energi global yang berpengaruh pada bisnis perusahaan, agar dapat memastikan ketahanan energi nasional tetap terjamin, termasuk suplai BBM dan LPG.
Fajriyah pun memastikan, Pertamina memiliki fleksibilitas dalam pemenuhan crude dan produk BBM serta LPG. "Sebagian minyak mentah kebutuhan dalam negeri disuplai melalui portfolio Pertamina yaitu Subholding Upstream, dan juga produksi dalam negeri," terang Fajriyah kepada Kontan.co.id, Kamis (24/2). Baca Juga: Harga Minyak Mentah Meroket, Pertamina Pastikan Pasokan BBM dan LPG Aman Ia menambahkan, di samping memastikan penugasan untuk mendistribusikan energi ke seluruh Indonesia, Pertamina juga harus mengantisipasi dinamika market global saat ini yang berpotensi memberikan tekanan pada kinerja keuangan perusahaan dari sektor hilir. “Oleh sebab itu, Pertamina akan terus memantau perkembangan pasar migas dunia dan melakukan kajian, evaluasi serta berkoordinasi dengan seluruh stakeholder terkait dampak strategisnya," ujar Fajriyah. Fajriyah menegaskan, evaluasi juga dilakukan termasuk terkait penetapan harga BBM Non Subsidi. Langkah ini diharapkan dapat menjaga kondisi pasar yang seimbang serta memastikan kemampuan keuangan perusahaan dalam rangka menjamin suplai BBM kepada seluruh masyarakat sampai ke pelosok negeri. Sikap serupa dilakukan oleh Shell yang juga masih melakukan evaluasi pada sejumlah aspek. VP Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea mengungkapkan, perusahaan saat ini berfokus untuk memastikan ketersediaan produk dan layanan berkualitas. "Untuk penyesuaian harga, kami masih melakukan evaluasi terhadap berbagai komponen harga dengan tetap memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku," kata Susi kepada Kontan, Jumat (25/2). Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melonjak, Pemerintah Diminta Kaji Harga BBM