KONTAN.CO.ID - BENGALURU. Harga minyak mentah naik US$ 1 per barel pada awal pekan setelah dalam tiga sesi berturut-turut melemah, didorong oleh prospek pengetatan pasokan di Kanada dan di tempat lain, meskipun kekhawatiran resesi terus menekan pasar. Senin (15/5), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juli 2023 ditutup naik US$ 1,06 atau 1,4% menjadi US$ 75,23 per barel. Sejalan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juni 2023 juga ditutup naik US$ 1,07 atau 1,5% ke US$ 71,11 per barel.
Sentimen minyak datang dari kebakaran hutan di Alberta, Kanada, yang menutup pasokan minyak mentah dalam jumlah besar. Harga minyak mentah juga naik karena kekhawatiran akan memburuk, kata analis Mizuho Robert Yawger. Setidaknya produksi 300.000 barel setara minyak per hari (boepd) ditutup pada minggu lalu di Alberta. Pada tahun 2016, kebakaran hutan melumpuhkan lebih dari 1 juta boepd produksi dari kawasan tersebut. Baca Juga: Harga Minyak Mentah Stabil Senin (15/5) Sore: Brent ke US$73,91 dan WTI ke US$69,34 Pasokan minyak mentah global juga bisa mengetat di paruh kedua karena OPEC+ merencanakan pengurangan produksi tambahan. "Pemotongan OPEC+ cenderung memiliki dampak yang lebih besar saat kita melewati musim panas, karena upaya sebelumnya untuk menyeimbangkan pasar diimbangi oleh kelemahan musiman dan pelepasan cadangan strategis," kata analis Third Bridge Peter McNally.