Harga Minyak Mentah Melonjak Sekitar 1% di Tengah Optimisme Pemulihan Ekonomi China



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak memperpanjang kenaikannya sekitar 1% pada hari Rabu (18/1). Di tengah optimisme pencabutan pembatasan ketat Covid-19 China akan mengarah pada pemulihan permintaan bahan bakar.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 76 sen atau 0,88% menjadi US$86,68 per barel pada 0721 GMT, menyusul kenaikan 1,7% pada sesi sebelumnya.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 85 sen atau 1,06% menjadi US$81,03, setelah naik 0,4% pada hari Selasa.


Kedua minyak mentah tersebut melonjak lebih dari US$1 per barel untuk mencapai level tertinggi baru 2023 sekitar tengah hari di Asia. Dengan minyak Brent mencapai US$87 per barel dan WTI mencapai US$81,42 per barel.

Pertumbuhan ekonomi China melambat tajam menjadi 3% pada tahun 2022, meleset dari target resmi "sekitar 5,5%" dan menandai kinerja terburuk kedua sejak 1976.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Terus Naik, Rabu (18/1), Brent ke US$86,55 dan WTI ke US$80,56

Namun data tersebut masih mengalahkan perkiraan analis setelah China mulai memutar kembali kebijakan nol-Covid pada awal Desember. Analis yang disurvei oleh Reuters melihat pertumbuhan ekonomi 2023 rebound menjadi 4,9%.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan dalam laporan bulanan bahwa permintaan minyak China akan tumbuh 510.000 barel per hari (bpd) tahun ini setelah mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun pada tahun 2022 karena tindakan pencegahan Covid.

Tetapi OPEC mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan global 2023 tidak berubah pada 2,22 juta barel per hari.

"Meningkatnya harapan bahwa permintaan bahan bakar China akan meningkat setelah perubahan baru-baru ini dalam kebijakan Covid-19 memberikan dukungan pada harga minyak," kata Toshitaka Tazawa, seorang analis di Fujitomi Securities Co Ltd.

"Prospek optimis OPEC pada permintaan China juga mendukung sentimen pasar," katanya, memprediksi nada bullish untuk minggu ini.

Pasar juga didukung oleh ekspektasi penarikan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) sekitar 1,8 juta barel meskipun persediaan produk minyak lebih tinggi, menurut jajak pendapat Reuters.

Badan Informasi Energi (EIA) AS mengatakan, di sisi penawaran, produksi minyak dari wilayah serpih teratas di AS akan naik sekitar 77.300 barel per hari ke rekor 9,38 juta barel per hari pada Februari.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Ditutup Menguat di Tengah Harapan Permintaan dari China Rebound

Rusia, sementara itu, mengharapkan sanksi Barat memiliki dampak signifikan pada ekspor produk minyaknya dan produksinya, kemungkinan meninggalkannya dengan lebih banyak minyak mentah untuk dijual, kata seorang sumber senior Rusia yang mengetahui prospek negara tersebut.

Pasar juga akan mengamati dengan cermat lebih banyak data permintaan dari China dalam laporan bulanan Badan Energi Internasional yang akan dirilis pada hari Rabu, menurut analis ING dalam catatan klien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto