Harga minyak mentah menguat tipis, tertahan proyeksi pelemahan ekonomi global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah menguat di tengah tanda-tanda membaiknya permintaan dan penurunan dalam persediaan minyak mentah Amerika Serikat. Namun, kekhawatiran atas pelemahan ekonomi global akibat pandemi virus corona membatasi penguatan harga emas hitam ini.

Mengutip Reuters, Rabu (20/5) pukul 12.00 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Juli 2020  di ICE Futers naik 23 sen, atau 0,7%, ke US$ 34,88 per barel. 

Setali tiga uang, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juli 2020 naik 14 sen, atau 0,4%, menjadi US$ 32,10 per barel. 


Pada penutupan perdagangan Selasa (19/5), harga minyak kontrak pengiriman Juli ini ditutup pada level US$ 31,96, naik 1%.

Sedangkan untuk kontrak Juni berakhir kemarin juga menguat 2,1% ke US$ 32,50 per barel. Ini menandakan WTI berhasil menghindari kekacauan harga yang terjadi sebulan sebelumnya saat kontrak bulan Mei berakhir. Saat itu, harga minyak WTI tembus ke bawah nol.

Harga minyak sebagian besar telah meningkat selama tiga minggu terakhir, dengan kedua tolok ukur harga minyak mentah tersebut naik di atas US$ 30 untuk. Ini adalah kali pertama sejak sebulan yang lalu. 

Keperkasaan harga minyak datang dari penurunan produksi besar-besaran oleh negara-negara produsen minyak utama dan tanda-tanda membaiknya permintaan.

Contohnya, persediaan minyak mentah AS yang kembali turun. Berdasarkan data American Petroleum Institute, stok minyak AS ini turun 4,8 juta barel menjadi 521,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 15 Mei.

Selain itu, penyulingan minyak juga meningkat 229.000 barel per hari. Ini menjadi tanda bahwa pabrik sedang berusaha untuk menghasilkan lebih banyak bahan bakar setelah Negeri Paman Sam melakukan pelonggaran penguncian pada sejumlah negara bagian. 

Sementara untuk data resmi dari Energy Information Administration baru akan dirilis hari ini. 

"Pasar minyak telah mengkhawatirkan tentang persediaan minyak mentah yang tinggi tetapi kemarin kontrak WTI Juni berakhir dan berguling ke Juli dengan lancar karena kekhawatiran atas stok minyak mentah berkurang dan permintaan telah membaik dalam jangka pendek," kata Kim Kwang-rae, analis komoditas di Samsung Securities di Seoul.

Margin keuntungan bensin Asia berubah positif pada hari Selasa untuk yang pertama dalam hampir dua bulan, memberikan harapan bagi penyuling minyak global.

Tetapi kekhawatiran yang tersisa tentang dampak ekonomi dari pandemi virus corona, terutama di AS yang merupakan konsumen minyak terbesar di dunia, tetap menahan harga.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan, PHK yang terjadi di sejumlah negara bagian akan memperlambat pemulihan ekonomi AS. Setali tiga uang, Ketua The Fed Boston Eric Rosengren mengatakan, tingkat pengangguran AS kemungkinan akan tetap pada level dua digit hingga akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari