Harga Minyak Mentah Naik 2% pada Rabu (7/8), Persediaan AS Menurun



KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah naik lebih dari 2% pada hari Rabu (7/8), bangkit kembali dari posisi terendah dalam beberapa bulan.

Menyusul data menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang lebih besar dari perkiraan, bahkan ketika kekhawatiran tentang melemahnya permintaan minyak di China terus berlanjut.

Harga minyak mentah Brent ditutup naik US$1,85 atau 2,42%, pada US$78,33 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik US$2,03 atau 2,77%, menjadi US$75,23.


Persediaan minyak mentah AS turun selama enam minggu berturut-turut, turun 3,7 juta barel menjadi 429,3 juta barel minggu lalu. Melebihi dari ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 700.000 barel.

Baca Juga: Ini Dampak Konflik Global terhadap Sektor Energi Indonesia, Positif atau Negatif?

"Cerita di sini benar-benar menunjukkan bahwa permintaan lebih kuat dari yang diperkirakan orang dan pasokan secara keseluruhan lebih ketat," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.

"Pasokan minyak mentah di bawah rata-rata untuk saat ini."

Data industri dari American Petroleum Institute pada hari Selasa (6/8) menunjukkan peningkatan yang tidak terduga dalam persediaan minyak mentah dan bensin.

Pada hari Senin (5/8), Brent merosot ke level terendah sejak awal Januari dan WTI menyentuh level terendah sejak Februari.

Baca Juga: Harga Minyak Rebound dari Level Terendah, di Tengah Ketegangan Timur Tengah

Dipicu kemerosotan pasar saham global semakin dalam di tengah kekhawatiran tentang potensi resesi di AS setelah data pekerjaan yang lemah.

Kedua patokan minyak tersebut menghentikan penurunan tiga sesi berturut-turut pada hari Selasa.

"Pemulihan yang kita dapatkan dari penurunan besar pada hari Senin menunjukkan bahwa itu adalah kemarahan yang sangat singkat dan bukan kejatuhan pasar," kata Tim Snyder, kepala ekonom di Matador Economics.

Penurunan produksi di ladang minyak Sharara di Libya yang memproduksi 300.000 barel per hari (bpd) juga menambah kekhawatiran tentang kekurangan pasokan.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Volatil Disetir Potensi Resesi AS dan Perang Timteng

Perusahaan Minyak Nasional Libya mengumumkan force majeure di ladang minyak Sharara mulai 7 Agustus, kata perusahaan itu pada hari Rabu.

Perusahaan Minyak Nasional Libya mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka akan mulai mengurangi produksi secara bertahap di ladang tersebut karena protes.

Ketegangan di Timur Tengah terus memicu kekhawatiran pasokan.

Timur Tengah bersiap menghadapi kemungkinan gelombang serangan baru oleh Iran dan sekutunya menyusul pembunuhan anggota senior kelompok militan Hamas dan Hizbullah minggu lalu, dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa konflik di Gaza berubah menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas.

Militan Houthi yang berpihak pada Iran pada hari Rabu menargetkan sebuah kapal kontainer di Laut Merah dan dua kapal perusak AS di Teluk Aden yang berdekatan.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Volatil Disetir Potensi Resesi AS dan Perang Timteng

Serangan terhadap kapal yang melewati wilayah tersebut telah memaksa kapal tanker untuk memilih rute alternatif yang lebih panjang.

"Setiap eskalasi konflik di Timur Tengah dapat menimbulkan risiko gangguan yang lebih besar terhadap pasokan dari wilayah tersebut," kata analis ANZ Daniel Hynes.

Mendukung pandangan permintaan yang bearish, data perdagangan China menunjukkan bahwa impor minyak mentah harian bulan Juli turun ke level terendah sejak September 2022. China adalah importir minyak mentah terbesar di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto