Harga minyak mentah naik di tengah ekspektasi jatuhnya stok AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik pada hari Selasa (13/7), pulih dari penurunan hari sebelumnya. Ekspektasi penurunan lebih lanjut persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) melebihi kekhawatiran bahwa penyebaran varian Covid-19 dapat menggagalkan pemulihan ekonomi global.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman September naik 8 sen atau 0,1%, menjadi US$75,24 per barel, setelah turun 0,5% pada hari Senin.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk Agustus berada di US$73,93 per barel turun 17 sen atau 0,2%, setelah turun 0,6% pada hari sebelumnya.


"Optimisme tentang pasokan yang ketat dan penurunan stok minyak mentah AS memberikan dukungan," kata Toshitaka Tazawa, seorang analis broker komoditas Fujitomi Co, menambahkan bahwa ekuitas global yang bullish juga membantu meningkatkan selera risiko di kalangan investor.

Baca Juga: Harga emas datar, penguatan dolar AS mengimbangi lonjakan inflasi

"Namun, kekhawatiran yang berkembang atas lonjakan kasus infeksi Covid-19 di seluruh dunia dan ketidakpastian atas rencana produksi oleh OPEC+ kemungkinan akan membatasi kenaikan," tambahnya.

Persediaan minyak mentah AS diperkirakan turun selama delapan minggu berturut-turut, sementara stok bensin juga menurun, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada hari Senin.

Stok minyak mentah terus menurun selama beberapa minggu, dengan persediaan AS jatuh ke level terendah sejak Februari 2020 dalam minggu hingga 2 Juli.

Mendukung sentimen pasar, indeks saham global ditutup pada rekor pada hari Senin karena investor mencari tanda-tanda apakah varian delta dari virus corona Covid-19 dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Namun, laporan dari seluruh dunia tentang lonjakan infeksi membuat beberapa investor tetap berhati-hati.

Baca Juga: Wall Street memerah, Dow dan S&P 500 terkoreksi setelah menembus rekor tertinggi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan varian delta menjadi dominan dan banyak negara belum menerima dosis vaksin yang cukup untuk mengamankan petugas kesehatan mereka.

Sementara itu, OPEC+ belum membuat kemajuan menutup perpecahan antara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang pekan lalu mencegah kesepakatan untuk meningkatkan produksi minyak, membuat pertemuan kebijakan lain minggu ini lebih kecil kemungkinannya, kata sumber OPEC+.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto