Harga Minyak Mentah Naik Hampir 3%, Brent ke US$99 dan WTI ke US$92,70



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah naik hampir 3% pada hari Selasa (23/8). Dipicu gagasan Arab Saudi mengambangkan pengurangan produksi OPEC+ untuk mendukung harga dan prospek penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS).

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$2,52 atau 2,6% menjadi US$99,00 per barel pada 1345 GMT. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik US$2,34 atau 2,6%, menjadi US$92,70.

Menteri energi Arab Saudi mengatakan, OPEC + memiliki sarana untuk menghadapi tantangan termasuk memotong produksi,mengutip komentar yang dibuat Abdulaziz bin Salman kepada Bloomberg dalam sebuah wawancara.


"Apakah pemotongan produksi OPEC atau OPEC+ setelah September dibenarkan masih bisa diperdebatkan," kata Tamas Varga dari pialang minyak PVM.

Baca Juga: Harga Minyak Menguat, Arab Saudi Beri Sinyal Pengurangan Produksi OPEC

"Terlepas dari kelemahan yang disebabkan oleh inflasi baru-baru ini, pasar minyak tampaknya telah menemukan titik terendah akhir-akhir ini."

Harga minyak telah melonjak pada tahun 2022, mendekati pada bulan Maret ke level tertinggi sepanjang masa US$147 setelah invasi Rusia ke Ukraina memperburuk kekhawatiran pasokan. Kekhawatiran tentang resesi global, kenaikan inflasi dan permintaan yang lebih lemah telah membebani harga.

Juga dalam fokus adalah prospek kesepakatan nuklir antara Iran dan kekuatan dunia yang akan memungkinkan Iran untuk meningkatkan ekspor minyak. Seorang pejabat senior AS mengatakan kepada Reuters pada hari Senin bahwa Iran telah membatalkan beberapa tuntutan utamanya untuk menghidupkan kembali kesepakatan.

Sementara harga Brent berjangka telah turun tajam dari harga tertinggi tahun ini, struktur pasar dan perbedaan harga di pasar minyak fisik masih menunjukkan keterbatasan pasokan.

Dalam komentar yang dilaporkan pada hari Senin, menteri Saudi mengatakan pasar kertas dan minyak fisik telah menjadi "terputus".

Menggarisbawahi ketatnya pasokan, laporan mingguan terbaru dari persediaan AS diperkirakan akan menunjukkan penurunan 1,5 juta barel dalam stok minyak mentah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto