Harga Minyak Mentah Naik Lebih Tinggi, Brent ke US$94,05 dan WTI ke US$87,85



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah naik tipis pada hari Selasa (13/9), memperpanjang kenaikan dari sesi sebelumnya. Investor khawatir tentang pasokan yang ketat menjelang musim pemanasan musim dingin di Belahan Bumi Utara.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 5 sen menjadi US$94,05 per barel pada 0006 GMT. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 7 sen menjadi US$87,85 per barel.

Baca Juga: Ini Alasan Pertamina Belum Menurunkan Harga Pertamax


Harga minyak mentah di kedua sisi Atlantik telah melonjak lebih dari 15% tahun ini, dipicuketidakpastian yang berasal dari konflik Rusia-Ukraina. Biaya energi juga melonjak dengan Moskow memangkas pasokan gas ke Eropa di tengah sanksi Barat yang dikenakan atas invasi tetangganya.

Uni Eropa tengah merancang agar perusahaan bahan bakar fosil mungkin harus berbagi kelebihan keuntungan mereka untuk membantu rumah tangga dan industri Eropa mengatasi tagihan energi panas.

Di Amerika Serikat (AS), stok minyak darurat turun 8,4 juta barel menjadi 434,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 9 September, level terendah sejak Oktober 1984, menurut data yang dirilis pada Senin oleh Departemen Energi AS (DOE).

Presiden AS Joe Biden pada bulan Maret menetapkan rencana untuk melepaskan 1 juta barel per hari selama enam bulan dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) untuk mengatasi harga bahan bakar AS yang tinggi, yang telah berkontribusi pada melonjaknya inflasi.

Pemerintahan Biden mempertimbangkan perlunya merilis SPR lebih lanjut setelah program saat ini berakhir pada Oktober, Sekretaris Energi Jennifer Granholm mengatakan kepada Reuters pekan lalu.

Baca Juga: Meski Harga BBM Naik, Kemenkeu Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh Hingga 5,4%

Sementara itu, negara-negara G7 akan menerapkan batas harga minyak Rusia untuk membatasi pendapatan ekspor minyak negara itu, berusaha untuk menghukum Moskow atas invasi Ukraina, sambil mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa minyak masih bisa mengalir ke negara-negara berkembang.

Departemen Keuangan AS, bagaimanapun, memperingatkan pembatasan itu dapat mengirim harga minyak dan bensin AS lebih tinggi lagi musim dingin ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto