KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik sedikit dalam perdagangan yang lesu karena libur umum di Inggris dan Amerika Serikat (AS) pada Senin (27/5). Setelah pekan yang suram yang ditandai dengan prospek suku bunga AS dalam menghadapi inflasi yang tinggi. Melansir
Reuters, harga minyak mentah Brent untuk bulan Juli naik 56 sen menjadi US$82,68 per barel pada 12.33 GMT. Untuk kontrak Agustus yang lebih aktif naik 59 sen menjadi US$82,43. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 58 sen menjadi US$78,30 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Stabil, Investor Menanti Pertemuan OPEC+ Akhir Pekan Ini Brent kehilangan sekitar 2% minggu lalu dan WTI hampir 3% setelah risalah Federal Reserve menunjukkan, beberapa pejabat bersedia menaikkan suku bunga lebih lanjut jika dianggap perlu untuk mengendalikan inflasi yang sangat tinggi. “Sentimen di sektor minyak… sedang gelisah karena investor terus-menerus mengkalibrasi ulang ekspektasi terhadap arah kebijakan moneter Federal Reserve,” kata Vandana Hari, pendiri penyedia analisis pasar minyak Vanda Insights. Data terbaru yang berasal dari negara-negara Barat telah mengubah ekspektasi penurunan suku bunga tergantung pada geografi. Bank Sentral Eropa kemungkinan akan melakukan pemotongan pada bulan Juni. “Sementara investor bersiap untuk menaikkan suku bunga AS untuk jangka waktu yang lebih lama,” kata analis Bank of America pada hari Jumat. Indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS yang diperkirakan pada minggu ini akan menjadi sorotan untuk memberikan sinyal lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga. Indeks tersebut, yang akan dirilis pada tanggal 31 Mei, dipandang sebagai ukuran inflasi pilihan Federal Reserve AS.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Tertekan Tanda Tanya Bunga The Fed Data inflasi Jerman pada hari Rabu dan pembacaan zona euro pada hari Jumat juga akan diawasi untuk melihat tanda-tanda penurunan suku bunga Eropa yang telah diperkirakan oleh para pedagang untuk minggu depan. Perhatian juga akan tertuju pada pertemuan kelompok produsen minyak OPEC+ yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia. Pertemuan tersebut akan berlangsung secara online pada 2 Juni. Perpanjangan pengurangan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari kemungkinan besar akan terjadi, kata sumber OPEC+ bulan ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto