Harga Minyak Mentah Rebound 2%, WTI ke US$106,96 dan Brent ke US$US$112,71



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah rebound 2% pada hari Rabu (30/3), di tengah ketatnya pasokan dan meningkatnya prospek sanksi baru negara Barat terhadap Rusia. Meskipun ada tanda-tanda kemajuan dari pembicaraan damai antara Moskow dan Kyiv.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$2,48 atau 2,3% pada US$112,71 pada 1003 GMT, membalikkan penurunan 2% di sesi sebelumnya.

Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik US$ 2,72 atau 2,6% menjadi US$106,96 per barel, menghapus penurunan 1,6% pada hari Selasa.


"Kami akan melihat tambahan 1 juta barel per hari dari produksi Rusia jika hubungan dengan Eropa memburuk dan embargo minyak diberlakukan, meskipun kami masih melihat ini tidak mungkin," kata konsultan JBC Energy dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Pertalite Gantikan Premium, Ini Harga BBM di SPBU Pertamina 39 Maret 2022

“Amerika Serikat dan sekutunya sedang merencanakan sanksi baru pada lebih banyak sektor ekonomi Rusia yang penting untuk mempertahankan invasi ke Ukraina, termasuk rantai pasokan militer.”

Pasar melihat aksi jual tajam di sesi sebelumnya setelah Rusia berjanji untuk mengurangi operasi militer di sekitar Kyiv, tetapi laporan serangan terus berlanjut.

Anggota parlemen utama Rusia pada hari Rabu memperingatkan Uni Eropa bahwa ekspor minyak, biji-bijian, logam, pupuk, batubara dan kayu dapat segera dihargai dalam rubel, setelah sebelumnya menuntut agar negara-negara "tidak ramah" membayar dalam rubel untuk gasnya.

Analis Commonwealth Bank Tobin Gorey mengatakan dalam sebuah catatan bahwa pemulihan harga "menunjukkan pasar minyak, setidaknya, memiliki tingkat skeptisisme yang kuat tentang 'kemajuan' apa pun."

Fokus pasar telah beralih ke pasokan yang ketat setelah kelompok industri American Petroleum Institute melaporkan stok minyak mentah turun 3 juta barel dalam pekan yang berakhir 25 Maret, tiga kali lipat penurunan rata-rata 10 analis yang disurvei oleh Reuters.

Baca Juga: Cek di Pasar, Jokowi: Minyak Goreng Curah Ada Tapi Stok Tidak Banyak

Menjaga pasar tetap ketat, produsen minyak utama tidak mungkin meningkatkan produksi di atas 400.000 barel per hari yang disepakati ketika Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, bersama-sama disebut OPEC+, bertemu pada hari Kamis, beberapa sumber yang dekat dengan kelompok itu mengatakan.

Namun, harga minyak menghadapi tekanan dari melemahnya permintaan di China karena pembatasan mobilitas yang diperketat dan penguncian terkait Covid-19 di beberapa kota termasuk pusat keuangan Shanghai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto