Harga minyak mentah rebound di tengah penyumbatan Terusan Suez



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak rebound pada perdagangan pada Jumat (26/3) dari penurunan sehari sebelumnya. Di tengah kekhawatiran bahwa kapal kontainer besar yang kandas di Terusan Suez dapat memblokir jalur pengiriman penting selama berminggu-minggu.

Melansir Reuters, pukul 08.12 WIB, harga minyak mentah Brent lebih tinggi sebesar 43 sen atau 0,7% pada US$ 62,38 per barel pada 0028 GMT, setelah turun 3,8% pada hari Kamis.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 49 sen atau 0,8% menjadi US$ 59,05 per barel, setelah jatuh 4,3% sehari sebelumnya.


Kedua tolok ukur harga minyak berada di jalur penurunan mingguan lebih dari 3%, menyusul penurunan lebih dari 6% minggu lalu.

Baca Juga: Kemacetan pengiriman terburuk di dunia, Terusan Suez masih terblokir

Asal tahu, kapal kontainer yang terperangkap memblokir lalu lintas di Terusan Suez, salah satu saluran pengiriman tersibuk di dunia untuk minyak dan bahan bakar olahan, biji-bijian, dan perdagangan lainnya antara Asia dan Eropa.

Pejabat menghentikan semua kapal yang memasuki kanal pada hari Kamis dan perusahaan penyelamat mengatakan kapal tersebut mungkin membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk mengevakuasi.

"Harapan bahwa penyumbatan Terusan Suez dapat berlangsung selama berminggu-minggu menimbulkan kekhawatiran akan ketatnya pasokan di pasar minyak," kata peneliti Nissan Securities, Yasushi Osada.

"Tapi kekhawatiran yang masih ada bahwa gelombang baru penguncian di Eropa dan di tempat lain mungkin memperlambat pemulihan permintaan bahan bakar global diperkirakan membatasi kenaikan harga," katanya.

Baca Juga: Harga minyak mentah turun sekitar 2% akibat kekhawatiran dampak lockdown

Negara-negara di Eropa memperbarui batasan untuk mengekang penyebaran Covid-19, yang kemungkinan akan mengurangi permintaan bahan bakar dari wilayah tersebut. Jerman, ekonomi terbesar di Eropa, telah mengalami peningkatan kasus virus korona terbesar sejak Januari.

Di bagian barat India, pihak berwenang memerintahkan orang-orang di dalam ruangan karena infeksi baru mencapai tingkat tertinggi dalam lima bulan.

Pasar minyak juga tertekan karena produsen kesulitan menjual ke Asia, terutama China. Pembeli Asia malah mengambil minyak yang lebih murah dari penyimpanan sementara pemeliharaan kilang, kata sumber industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto