Harga minyak mentah semakin mendidih



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak masih melanjutkan kenaikan. Rabu (10/1) pukul 7.08 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) di NYMEX menguat lagi ke level US$ 63,36 per barel. Ini adalah harga tertinggi minyak sejak 3 Juli 2015.

Harga minyak WTI naik 0,63% jika dibandingkan dengan harga kemarin, yang juga naik hingga 1,99%. Harga minyak naik dalam tiga hari terakhir. Harga sudah menguat 3,12% sejak akhir pekan lalu.

Kemarin, harga minyak brent untuk pengiriman Maret 2018 di ICE Futures melonjak 1,53% ke US$ 68,82 per barel. Ini pun menjadi level tertinggi harga minyak brent sejak awal Juli 2015.


Kenaikan harga ini masih dipicu pemangkasan produksi negara-negara pengekspor minyak OPEC. Apalagi, ada ekspektasi stok minyak Amerika Serikat akan turun dalam delapan pekan berturut-turut.

Carsten Fristsch, analis Commerzbank mengatakan, harga minyak masih dalam tren kenaikan. "Dengan penurunan tajam stok minyak mentah AS serta kepatuhan anggota OPEC untuk memangkas produksi, pasar yakin bahwa pasar minyak terus mengetat," kata Fritsch kepada Reuters.

Dalam catatan, analis Standard Chartered memperkirakan, pertumbuhan permintaan minyak akan melampaui pertumbuhan pasokan non-OPEC di tahun ini dan tahun depan. "Dalam pandangan kami, brent dan WTI masih murah. Kami melihat, harga di bawah US$ 65 per barel tidak akan bertahan lama dalam jangka menengah," ungkap analis tersebut.

Data industri minyak AS pada American Petroleum yang dirilis Selasa menunjukkan, stok minyak mentah AS turun 4,1 juta barel. Ini adalah penurunan dalam delapan pekan berturut-turut.

Tapi, Energy Information Administration (EIA) AS memperkirakan, produksi minyak mentah AS bisa mencapai 10 juta barel per hari pada awal 2018. Ini adalah level tertinggi sejak 1970. EIA bahkan memperkirakan produksi minyak mentah akan mencapai rekor tertinggi tahun depan pada angka lebih dari 11 juta barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati