KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah stabil pada hari Jumat (16/9), setelah penurunan tajam pada sesi sebelumnya. Meski demikian, harga minyak mentah tetap berada pada jalur penurunan mingguan di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga yang akan mengekang pertumbuhan ekonomi global dan permintaan bahan bakar. Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$ 1,04 atau 1,1% pada US$ 91,88 per barel pada 1214 GMT, tetapi turun 1% selama seminggu. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 69 sen atau 0,8% menjadi US$85,79, turun 1,2% minggu ini.
Baca Juga: Harga Minyak Mulai Naik, Tetapi Masih di Jalur Pelemahan untuk Pekan Ini Kedua tolok ukur harga minyak ditetapkan untuk kerugian mingguan ketiga berturut-turut, sebagian dirugikan oleh penguatan dolar AS, membuat minyak lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya. Indeks dolar bertahan di dekat tertinggi minggu lalu di atas 110. Pada kuartal ketiga sejauh ini, baik Brent dan WTI turun sekitar 20% untuk persentase penurunan kuartalan terburuk sejak dimulainya pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Investor bersiap untuk kenaikan suku bunga AS, dengan pasar juga diguncang oleh prospek Badan Energi Internasional untuk hampir nol pertumbuhan permintaan minyak pada kuartal keempat karena prospek permintaan yang lebih lemah di China. "Baik IMF dan Bank Dunia memperingatkan bahwa ekonomi global dapat mengarah ke resesi tahun depan. Ini merupakan berita buruk bagi sisi permintaan mata uang dan muncul sehari setelah perkiraan IEA (pada) permintaan minyak," kata analis PVM Stephen Brennock. "Kekhawatiran resesi ditambah dengan ekspektasi suku bunga AS yang lebih tinggi membuat koktail bearish yang kuat." Analis lain mengatakan, sentimen negatif lainnya datang dari komentar oleh Departemen Energi AS bahwa tidak mungkin untuk berusaha mengisi Cadangan Minyak Strategis sampai setelah tahun keuangan 2023. Baca Juga: Jokowi Instruksi Penggunaan Kendaraan Listrik, Ini Harga Mobil & Motor Listrik 2022