Harga minyak mentah susah naik



JAKARTA. Harga minyak terus dibayangi oleh potensi kenaikan produksi dari Amerika Serikat (AS). Sementara produsen yang tergabung dalam OPEC tetap menjalankan pemangkasan produksi.

Mengutip Bloomberg, Selasa (7/2) pukul 18.15 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Maret 2017 di New York Mercantile Exchange melemah tipis 0,28% ke level US$ 52,86 per barel dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga minyak menguat tipis 0,09%.

Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures menuturkan, pergerakan harga minyak saat ini cenderung stabil. Tarik - menarik sentimen membuat harga belum bergeser dari area konsolidasi di US$ 50 - US$ 55 per barel.


Energy Information Administration (EIA) memperkirakan produksi minyak AS pada tahun 2018 akan mencapai 9,3 juta barel per hari. Sedangkan tahun ini sebesar 9 juta barel per hari, naik dari produksi tahun lalu yakni 8,9 juta barel per hari.

Sementara produsen minyak yang tergabung dalam OPEC dan non OPEC berkomitmen untuk memangkas produksi sebesar 1,8 juta barel per hari menjadi 32,5 juta barel per hari. Pemangkasan produksi OPEC rencananya akan dilakukan hingga bulan Juni mendatang sehingga dapat menopang laju harga minyak.

Di sisi lain, kenaikan produksi minyak AS cukup menghambat pergerakan harga. Pekan ini, Baker Hughes melaporkan jumlah rig pengeboran minyak AS naik menjadi 583 unit atau angka terbesar sejak Oktober 2015.

"Artinya harga minyak akan sulit bergerak ke level yang lebih tinggi pada tahun ini, seperti yang diharapkan OPEC di level US$ 60 per barel," papar Deddy. Dalam jangka pendek, pergerakan harga minyak selalu menanti data cadangan minyak AS yang dirilis EIA setiap minggunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto