Harga minyak mentah tembus US$ 74 per barel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah terus melaju. Harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2018 di New York Mercantile Exchange mencatat rekor tertinggi sejak November 2014.

Mengutip Bloomberg, Jumat (29/6), harga minyak ditutup menyentuh US$ 74,15 per barel, atau naik 0,95% dibanding dengan penutupan hari sebelumnya. Harga minyak terus reli pasca keputusan OPEC pekan lalu untuk meningkatkan produksi, meski belum dipastikan seberapa besar jumlahnya.

Naiknya harga minyak mentah juga dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap potensi kurangnya suplai lantaran gangguan besar terhadap output Kanada dan konflik internal di Libya. Pasca menerima sanksi lagi dari Amerika Serikat (AS), ekspor minyak Iran juga kian mengkhawatirkan.


"Sangat jelas bahwa kekhawatiran tentang pasokan ke depan membantu meningkatkan harga," kata Gene McGillian, seorang manajer riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (30/6).

Tak hanya itu, Rabu (27/6) lalu, Energy Information Administration (EIA) melaporkan stok minyak mentah AS turun sebanyak 9,89 juta barel sepanjang pekan sebelumnya. Ini merupakan penurunan stok terbesar sejak September 2016. Adapun, persediaan di pusat penyimpanan di Cushing, Oklahoma, juga menurun seiring dengan ekspor minyak mentah domestik yang melonjak.

Sementara, data dari Baker Hughs mengungkapkan, jumlah rig minyak AS pekan lalu juga terus turun dari sebelumnya berjumlah 862 menjadi 858. Jumlah rig AS terus berkurang dalam dua pekan terakhir dan ini menjadi pengurangan rig terbesar sejak Maret lalu.

Namun, di Permian Basin West Texas dan New Mexico, jumlah rig tetap stabil di 473 minggu ini. Sebagai ladang minyak AS yang paling produktif, Permian menyumbang 55% dari semua rig aktif di negara tersebut. "Data rig AS ini sedikit bullish untuk harga minyak," ujar Leo Mariani, seorang analis di NatAlliance Securities LLC.

Tampaknya, produsen minyak AS tengah bersiap untuk menghadapi ekspansi pasokan minyak global pasca anggota OPEC sepakat mengakhiri pemangkasan produksinya. Arab Saudi bahkan sempat menyatakan akan memompa lebih banyak minyak mulai bulan Juli nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati