Harga Minyak Mentah Tergelincir, Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga AS Guncang Investor



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Harga minyak mentah tergelincir pada perdagangan pagi ini di pasar Asia karena kekhawatiran tentang kemungkinan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) lebih lanjut terus mengguncang investor.

Di sisi lain, pemulihan permintaan China dan dolar yang lebih lemah memberikan beberapa dukungan bagi harga minyak.

Senin (13/3) pukul 09.30 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Mei 2023 turun 15 sen, atau 0,18% ke US$ 82,63 per barel.


Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate Crude (WTI) untuk kontrak pengiriman April 2023 turun 9 sen, atau 0,12%, menjadi US$ 76,59 per barel.

Sentimen pasar rapuh karena kekhawatiran tentang pengetatan moneter lebih lanjut oleh The Fed telah diperburuk oleh persediaan minyak mentah yang tinggi di AS, kata analis dari ANZ Bank dalam sebuah catatan pada Senin pagi.

Di satu sisi, the greenback lebih lemah, yang membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, membantu memberikan dukungan pada harga minyak.

Kegagalan Silicon Valley Bank dan Signature Bank yang berbasis di New York dan kekhawatiran tentang kemungkinan penyebaran yang lebih luas menyebabkan aksi jual aset AS pada akhir pekan lalu, telah menekan dolar. Indeks dolar AS turun 0,2% dalam perdagangan pagi Asia pada hari Senin.

Komentar dari CEO Saudi Aramco Amin Nasser tentang permintaan minyak mentah dari China juga memberikan beberapa dukungan bagi harga minyak.

"Jika Anda mempertimbangkan China membuka dan mengambil bahan bakar jet dan kapasitas cadangan yang sangat terbatas, kita berbicara tentang 2 juta barel, jadi seperti yang saya katakan kami sangat optimis dalam jangka pendek hingga menengah dan pasar akan tetap seimbang," kata dia.

Komentar tersebut muncul setelah pengumuman bahwa Riyadh dan Teheran telah setuju untuk memulihkan hubungan diplomatik dalam kesepakatan yang ditengahi China, berpotensi membuka jalan bagi kebangkitan kembali kesepakatan nuklir yang akan memungkinkan ekspor minyak mentah Iran yang saat ini disetujui.

Lemahnya minyak di awal pekan ini menunjukkan pelambatan momentum positif dari hari Jumat, ketika data ketenagakerjaan AS mengejutkan ke atas. Data untuk bulan Februari mengalahkan ekspektasi dengan nonfarm payrolls naik sebesar 311.000, dibandingkan dengan ekspektasi penambahan 205.000 pekerjaan, menurut survei Reuters.

Dari perspektif pasokan jangka menengah hingga jangka panjang, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengatakan pada hari Jumat, perusahaan energi AS minggu ini memangkas jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi selama empat minggu berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Juli. 2020.

Editor: Anna Suci Perwitasari