Harga Minyak Mentah Tergelincir, Situasi Ekonomi China Picu Kekhawatiran Resesi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah turun pada hari Senin (10/10), mengakhiri kenaikan lima harinya. Investor melihat aktivitas ekonomi China melambat, importir minyak mentah terbesar dunia, menghidupkan kembali kekhawatiran tentang resesi global dan penurunan permintaan bahan bakar global.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember turun sebanyak 1,1% dan turun 40 sen atau 0,4% pada US$97,52 per barel pada 1240 GMT.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun sebanyak 1,1% dan terakhir di US$92,29 turun 35 sen atau 0,4%.


Aktivitas layanan di China selama September mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam empat bulan karena pembatasan Covid-19, menekan permintaan dan kepercayaan bisnis.

Baca Juga: Naik Tinggi, Harga Minyak Tetap Bergerak di Bawah US$ 100 per Barel

Perlambatan di China telah menambah kekhawatiran tentang kemungkinan resesi global yang dipicu oleh banyak bank sentral menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi yang tinggi.

"Minyak ... terkena pukulan tiga kali lipat dari kelemahan ekonomi China, pengetatan kebijakan moneter AS dan intervensi SPR administrasi Biden," kata Stephen Innes, direktur pelaksana SPI Asset Management dalam sebuah catatannya.

Innes mengacu pada kemungkinan rilis tambahan dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS bulan depan sebagai tanggapan atas keputusan minggu lalu oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu termasuk Rusia, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, untuk menurunkan target produksi mereka. sebesar 2 juta barel per hari.

Brent dan WTI membukukan persentase kenaikan mingguan terbesar sejak Maret setelah pengurangan diumumkan.

Pemotongan OPEC+, yang datang menjelang embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia, akan menekan pasokan di pasar yang sudah ketat. Sanksi Uni Eropa terhadap minyak mentah dan produk minyak Rusia akan berlaku masing-masing pada bulan Desember dan Februari.

"Keputusan OPEC+ ... akan berdampak pada pasar pasokan minyak karena pengurangan produksi aktual akan lebih kecil," kata Fitch Ratings pada hari Senin, menambahkan bahwa kelompok tersebut secara kolektif telah memproduksi lebih sedikit dari kuota sebelumnya.

"Prospek ekonomi resesi akan menyebabkan permintaan minyak yang lebih rendah," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto