KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menguat dalam sepekan, harga minyak mentah terkoreksi. Penurunan harga minyak disebut akibat konflik yang terjadi di Texas. Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan, situasi pasar saat ini cenderung lebih kepada
wait and see. Sebab harga minyak sudah mencapai tingkat yang cukup signifikan. Fischer menyoroti pengaruh kenaikan harga minyak yang terkait dengan wilayah Amerika Serikat, khususnya Texas, yang masih terlibat dalam konflik.
Baca Juga: Melebarnya Konflik di Timur Tengah Berpotensi Kian Menyulut Harga Minyak Mentah Fischer memprediksi jika harga terus naik, kemungkinan besar Texas akan memisahkan diri dari pemerintahan AS dan hal tersebut dapat memiliki dampak serius terhadap pasar minyak dan geopolitik global. “Secara keseluruhan tren harga saat ini mendukung penurunan tanpa tanda-tanda pembalikan yang signifikan,” tulisnya dalam riset, Kamis (15/2). Harga futures minyak mentah di New York Mercantile Exchange mengalami penurunan sebesar 1,79%, diperdagangkan pada US$ 76,48 per barrel. Menurutnya, minyak mentah kemungkinan akan mendapat support pada level US$ 73,56 dan resistance pada US$ 78,78.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Berpotensi Naik Efek Meningkatnya Eskalasi Konflik Timur Tengah Sementara di ICE, minyak Brent untuk kontrak April juga mengalami penurunan sebesar 1,56%, diperdagangkan pada US$ 81,48 per barrel dengan spread antara kontrak minyak Brent dan minyak mentah mencapai US$ 5 per barrel. "Selain itu, Indeks Dolar AS Berjangka juga mencatat penurunan sebesar 0,22%, diperdagangkan pada US$ 104,62, memberikan gambaran tentang pengaruh nilai dolar terhadap harga minyak," terangnya.
Fischer menjelaskan, situasi ini menunjukkan fluktuasi harga masih terjadi di pasar minyak, dengan para pelaku pasar cenderung mengamati pergerakan harga sebelum mengambil keputusan. Dalam pandangannya, harga minyak cenderung mengalami penurunan dalam jangka pendek.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Dunia Masih Bullish, Ini Faktor Pendorongnya "Meskipun situasi geopolitik di Texas menjadi faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar, tren saat ini memberikan indikasi penurunan yang lebih mungkin," imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli