Harga minyak mentah terseret ketidakpastian pemotongan produksi OPEC+ di 2021



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak melemah pada perdagangan hari ini karena produsen minyak dunia termasuk Arab Saudi dan Rusia masih berselisih tentang perlunya memperpanjang rekor pemotongan produksi karena adanya pendemi Covid-19.

Kamis (3/12) pukul 09.15 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2021 turun 15 sen atau 0,3% menjadi US$ 48,10 per barel. Padahal pada sesi sebelumnya, Brent melesat 1,8%.

Serupa, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 17 sen atau 0,4% ke level US$ 45,11 per barel. Pada akhir perdagangan Rabu (2/12) WTI menguat 1,6%. 


Baca Juga: Vaksin Covid-19 bikin OPEC+ terbelah

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia melanjutkan diskusi pada hari ini untuk menyetujui kebijakan untuk tahun 2021 setelah pembicaraan sebelumnya tidak menghasilkan kompromi tentang cara mengatasi permintaan minyak yang lemah di tengah gelombang virus corona baru.

OPEC dan sekutunya, dalam kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, secara luas diperkirakan akan menghentikan pemotongan minyak sebesar 7,7 juta barel per hari, atau 8% dari pasokan global, setidaknya hingga Maret 2021.

Tetapi setelah harapan terkait persetujuan vaksin virus corona yang mendorong kenaikan harga minyak pada akhir November, beberapa produsen mempertanyakan perlunya pengetatan kebijakan minyak, yang didukung oleh pemimpin OPEC, Arab Saudi.

"Setiap tanda bahwa kelompok sedang berjuang untuk mencapai kesepakatan dapat membebani harga minyak itu sendiri," kata Riset ANZ dalam sebuah catatan.

Seperti diketahui, Inggris baru saja menyetujui vaksin Covid-19 milik Pfizer Inc. Ini menjadikan Inggris sebagai negara pertama yang memulai program inokulasi massal paling penting dalam sejarah.

Di Amerika Serikat, stok minyak mentah turun minggu lalu. Namun berdasarkan data Energy Information Administration (EIA), persediaan bensin dan sulingan naik tajam karena penyulingan memperlambat produksi di tengah melemahnya permintaan.

Baca Juga: Instrumen apa yang bisa beri capital gain terbesar di tahun depan? Ini kata analis

Stok minyak turun 679.000 barel dalam sepekan hingga 27 November, kurang dari perkiraan penurunan yang diproyeksi analis yang capai 2,4 juta barel. 

Stok bensin naik 3,5 juta barel, sementara persediaan distilat naik 3,2 juta barel.

Menambah pasokan internasional, ekspor minyak mentah Venezuela hampir dua kali lipat bulan lalu, menurut data dari PDVSA dan Refinitiv Eikon yang dikelola negara.

Selanjutnya: IHSG bullish, ini rekomendasi saham untuk hari ini (3/12) dari Samuel Sekuritas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari