Harga Minyak Mentah Terus Naik, Rabu (18/1), Brent ke US$86,55 dan WTI ke US$80,56



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah naik pada hari Rabu (18/1), memperpanjang kenaikan pada sesi sebelumnya. Terangkat oleh optimisme bahwa pencabutan pembatasan ketat Covid-19 China akan mengarah pada pemulihan permintaan bahan bakar di negara importir minyak utama dunia tersebut.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent menguat 63 sen atau 0,73% menjadi US$86,55 per barel pada 0401 GMT, menyusul kenaikan 1,7% pada sesi sebelumnya.

Sedangkan, hargga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 68 sen atau 0,85% menjadi US$80,56, setelah naik 0,4% pada hari Selasa.


Pertumbuhan ekonomi China melambat tajam menjadi 3% pada tahun 2022, meleset dari target resmi "sekitar 5,5%" dan menandai kinerja terburuk kedua sejak 1976.

Namun data tersebut masih mengalahkan perkiraan analis setelah China mulai memutar kembali kebijakan nol-COVID pada awal Desember. Analis yang disurvei oleh Reuters melihat pertumbuhan 2023 rebound menjadi 4,9%.

Baca Juga: Neraca Transaksi Berjalan Rusia Cetak Rekor Surplus US$ 227 Miliar pada 2022

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan dalam laporan bulanan bahwa permintaan minyak China akan tumbuh 510.000 barel per hari (bpd) tahun ini. Setelah mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun pada tahun 2022 karena langkah pencegahan Covid-19.

Tetapi OPEC mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan global 2023 tidak berubah pada 2,22 juta barel per hari.

"Meningkatnya harapan bahwa permintaan bahan bakar China akan meningkat setelah perubahan kebijakan Covid-19 baru-baru ini memberikan dukungan pada harga minyak," kata Toshitaka Tazawa, seorang analis di Fujitomi Securities Co Ltd.

"Prospek optimis OPEC pada permintaan China juga mendukung sentimen pasar," katanya, memprediksi nada bullish untuk minggu ini.

Pasar juga diharapkan oleh ekspektasi penarikan stok minyak mentah AS sekitar 1,8 juta barel meskipun persediaan produk minyak lebih tinggi, dari jajak pendapat Reuters.

Badan Informasi Energi (EIA) AS mengatakan, di sisi penawaran, produksi minyak dari wilayah serpih teratas di AS akan naik sekitar 77.300 barel per hari ke rekor 9,38 juta barel per hari pada Februari.

Sementara itu, Rusia mengharapkan sanksi Barat memiliki dampak signifikan pada ekspor produk minyaknya dan produksinya, kemungkinan meninggalkannya dengan lebih banyak minyak mentah untuk dijual, kata seorang sumber senior Rusia yang mengetahui prospek negara tersebut.

"Potensi penurunan pasokan dari Rusia dan pembukaan kembali China dapat membuat pasar mengetat dengan cepat," kata analis ANZ dalam sebuah catatan kepada klien.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Ditutup Menguat di Tengah Harapan Permintaan dari China Rebound

Pasar juga akan mengamati dengan cermat lebih banyak data permintaan dari China dalam laporan bulanan Badan Energi Internasional yang akan dirilis pada hari Rabu, menurut analis ING dalam catatan klien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto