Harga Minyak Mentah Turun, Senin (1/5), Brent ke US$78,86 dan WTI ke US$75,29



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah turun pada perdagagan Senin (1/5). Kekhawatiran atas dampak ekonomi dari The Fed yang berpotensi menaikkan suku bunga dan data manufaktur China yang lebih lemah melebihi dukungan dari pengurangan pasokan OPEC+ yang mulai berlaku bulan ini.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun US$1,47 atau 1,8% menjadi US$78,86 per barel pada 1227 GMT. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun US$1,49 atau 1,9%, diperdagangkan pada US$75,29.

The Fed yang akan bertemu pada 2-3 Mei, diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin lagi. Dolar AS naik terhadap sekeranjang mata uang pada hari Senin, membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.


Baca Juga: Harga Minyak Terjun di Awal Mei, Dipicu Kekhawatiran Pelemahan Ekonomi

"Kegagalan untuk mencapai pijakan yang lebih kuat di atas US$80,50 dalam Brent menunjukkan berlanjutnya minat jual di tengah kekhawatiran pertumbuhan/permintaan yang terkenal," kata Ole Hansen, head of commodity Strategy di Saxo Bank.

Regulator Amerika Serikat mengatakan pada hari Senin, ketakutan perbankan telah membebani harga minyak dalam beberapa pekan terakhir dan lembaga besar AS ketiga yang gagal dalam dua bulan. Aset First Republic Bank telah disita dan kesepakatan untuk menjual bank ke JPMorgan disepakati.

"Investor takut jika The Fed terus menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan, apa yang akan terjadi pada anak-anak bermasalah sistem keuangan AS lainnya?," kata Naeem Aslam dari Zaye Capital Markets.

Data ekonomi yang lemah dari China juga menjadi fokus. Indeks Manajer Pembelian Manufaktur (PMI) China turun menjadi 49,2 dari 51,9 pada bulan Maret, turun di bawah angka 50 poin yang memisahkan ekspansi dan kontraksi dalam aktivitas bulanan.

Beberapa dukungan datang dari pengurangan produksi sukarela sekitar 1,16 juta barel per hari oleh anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, yang berlaku mulai Mei.

Baca Juga: Stabil 3 Hari Terakhir, Harga Minyak Turun 4% Sepekan

"Kami percaya pasar minyak akan mengalami defisit selama sisa kuartal kedua" menyusul pemotongan OPEC+, kata Baden Moore, head of commodity and carbon strategy di National Australia Bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto