Harga Minyak Mentah Turun Tipis, Prospek Permintaan Masih Positif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melemah di hari kedua meski dalam kisaran sempit. Kamis (20/7) pukul 7.18 WIB, harga minyak WTI kontrak Agustus 2023 di New York Mercantile Exchange turun 0,24% ke US$ 75,17 per barel dari posisi kemarin.

Sedangkan harga minyak Brent kontrak September 2023 di ICE Futures turun 0,14% ke US$ 79,35 per barel. Investor mengambil keuntungan menyusul kenaikan harga sebelumnya karena pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang lebih ketat dan janji China untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonominya.

Penguatan indeks dolar AS juga membebani harga. Greenback yang lebih kuat membuat minyak mentah lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. 


Membatasi penurunan harga, persediaan minyak mentah AS turun 708.000 barel pada minggu lalu menjadi 457,4 juta barel menurut data Energy Information Administration AS. Angka tersebut jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 2,4 juta barel.

Baca Juga: Rusia Ancam setiap Kapal yang Melakukan Perjalanan ke Ukraina Mulai Kamis (20/7/2023)

Data menunjukkan persediaan di Strategic Petroleum Reserve (SPR) atawa Cadangan Minyak Strategis AS naik untuk pertama kalinya sejak Januari 2021. AS mencoba untuk mengisi kembali cadangan menyusul penurunan rekor tahun lalu.

"Kita diingatkan bahwa rilis SPR telah berakhir dan pasar akan berada pada pijakan yang jauh lebih kokoh," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group kepada Reuters.

Dalam langkah yang dapat meningkatkan permintaan minyak, perencana ekonomi utama China berjanji meluncurkan kebijakan untuk memulihkan dan memperluas konsumsi di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Data AS pada hari Selasa menunjukkan, penjualan ritel naik kurang dari yang diharapkan pada bulan Juni. Data ini mendorong pandangan bahwa Federal Reserve akan berhenti menaikkan suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya pinjaman dan dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi serta mengurangi permintaan minyak.

Baca Juga: Harga Minyak Lanjut Menguat, Didukung Rencana Pengurangan Pasokan oleh Rusia

Tanda positif lainnya, anggota dewan gubernur ECB Klaas Knot pada hari Selasa menyatakan bahwa kenaikan suku bunga setelah pertemuan ECB minggu depan tidak dapat dipastikan.

"Pedagang mulai menjadi jauh lebih optimistis karena inflasi mereda. Setiap peningkatan data inflasi juga berarti peningkatan permintaan minyak," kata Naeem Aslam dari Zaye Capital Markets.

Rusia akan mengurangi ekspor minyaknya sebesar 2,1 juta metrik ton pada kuartal ketiga. Ini sejalan dengan rencana pemotongan ekspor sukarela sebesar 500.000 barel per hari pada Agustus, menurut kementerian energi Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati