KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun untuk hari kedua pada Rabu (21/4). Di tengah kekhawatiran melonjaknya kasus Covid-19 di India akan menurunkan permintaan bahan bakar di importir minyak terbesar ketiga dunia itu. Melansir
Reuters pukul 09.26 WIB, harga minyak mentah Brent untuk kontrak Juni turun 52 sen atau 0,8% menjadi US$ 66,05 per barel pada 0157 GMT, setelah turun 48 sen pada hari Selasa. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk Juni turun 56 sen atau 0,9% menjadi US$ 62,11 per barel. Kontrak Mei berakhir pada Selasa turun 1,5% menjadi US$ 62,44.
Baca Juga: IHSG kembali turun 0,43% Rabu (21/4) pagi, mengekor bursa Asia gara-gara Covid-19 "Anda telah melihat penyuling di sana (di India) mengurangi penurunan karena permintaan telah turun dengan penyebaran penguncian. Itu jelas membebani pasar dan sentimen," kata Lachlan Shaw, kepala penelitian komoditas di National Australia Bank. India, juga pengguna minyak terbesar ketiga di dunia, pada hari Selasa melaporkan jumlah kematian harian terburuk akibat Covid-19 dan menghadapi krisis pasokan oksigen untuk merawat pasien. Sebagian besar negara sekarang diisolasi karena gelombang kedua pandemi yang sangat besar. Lebih membebani pasar, data dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) menunjukkan minyak mentah AS dan stok distilasi naik dalam pekan yang berakhir 16 April, menurut dua sumber pasar, dibandingkan dengan perkiraan analis untuk penurunan persediaan minyak mentah dan distilasi. . Stok minyak mentah naik 436.000 barel, API melaporkan, menurut sumber tersebut. Analis yang disurvei oleh
Reuters memperkirakan penurunan 3 juta bbl dalam stok minyak mentah. Stok distilasi, yang meliputi solar, minyak pemanas dan bahan bakar jet, naik 655.000 barel, dibandingkan dengan perkiraan analis untuk penurunan 1 juta barel.
Baca Juga: Harga emas melayang di dekat level tertinggi 7 pekan, Rabu (21/4) pagi Administrasi Informasi Energi AS akan merilis data inventarisnya untuk minggu lalu pada hari Rabu. Para analis mengatakan meskipun titik panas pandemi di tempat-tempat seperti India dan meningkatnya kekhawatiran di Jepang, pengguna minyak terbesar keempat di dunia, tanda-tanda masih positif untuk pemulihan permintaan bahan bakar di Amerika Serikat, Inggris dan Eropa. "Berkendara melonjak di Inggris seiring dengan percepatan peluncuran vaksin. Seperti halnya di AS, di mana pengemudi mengonsumsi lebih dari 10% minyak dunia," kata analis ANZ dalam sebuah catatan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto