Harga minyak merambat naik setelah turun lebih dari 3% sejak awal pekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak menguat tipis setelah melorot dalam dua hari sejak awal pekan. Rabu (16/10) pukul 7.09 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 52,99 per barel, naik 0,34% jika dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.

Dalam dua hari perdagangan hingga kemarin, harga minyak WTI mengakumulasi penurunan 3,45% dari level tertinggi dua pekan yang tercatat Jumat (11/10) lalu.

Sejalan, harga minyak brent untuk pengiriman Desember 2019 di ICE Futures pagi ini naik 0,34% ke US$ 58,94 per barel ketimbang harga penutupan kemarin. Harga minyak brent pun rebound setelah dua hari mengakumulasi penurunan 3,08% dari level tertinggi dua pekan Jumat lalu.


Baca Juga: Kunjungi Abu Dhabi, Putin tandatangani investasi lebih dari US$ 1,3 miliar

Penurunan harga minyak ini tertahan oleh potensi deal Brexit dan pemangkasan pasokan minyak oleh OPEC. "Inggris tampaknya makin mendekati kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa, tapi mungkin hanya ada sedikit kemajuan sebelum KTT Uni Eropa yang dimulai hari Kamis ini," kata Edward Moya, senior market analyst OANDA dalam laporan yang dikutip Reuters.

Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan, OPEC dan sekutunya akan melakukan berbagai upaya untuk menjaga stabilitas pasar minyak setelah tahun 2020. OPEC dan Rusia memangkas produksi minyak sekitar 1,2 juta barel per hari tahun ini untuk menyokong harga.

Di sisi lain, persediaan minyak Amerika Serikat (AS) diramal naik pada pekan ini. American Petroleum Institute akan melaporkan stok pada Rabu dan Energy Information Administration akan merilis laporan resmi Kamis. Laporan ini mundur sehari karena adanya libur pemerintah AS.

Baca Juga: BPS catat kinerja ekspor turun 1,29% pada September 2019

Investor pun menunggu kelanjutan kesepakatan dagang antara AS dan China. Jumat lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa China akan membeli sekitar US$ 40 miliar hingga US$ 50 miliar produk pertanian AS sebagai fase pertama kesepakatan dagang.

Juru bicara kementerian luar negeri mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan China membeli 700.000 ton daging babi dan 700.000 ton sorgum dari AS untuk memenuhi permintaan pasar pada tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati