KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun lagi ke level terendah sejak 2001. Kekhawatiran penuhnya kapasitas penyimpanan masih menjadi pemberat utama harga minyak dunia. Selasa (28/4) pukul 13.03 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juni berada di US$ 10,29 per barel, turun 11,66% ketimbang posisi hari Senin kemarin. Harga minyak WTI tadi sempat menyentuh US$ 10,64 per barel atau turun 16,74% dari hari Senin sebelum mempersempit penurunan. Harga minyak WTI kontrak Juni ini lebih rendah daripada harga Selasa pekan lalu pada US$ 11,57 per barel.
Harga minyak Brent untuk pengiriman Juni 2020 pun turun 4,5% ke US$ 18,85 per barel sebelum mempersempit penurunan menjadi US$ 19,09 per barel. Harga minyak Brent ini pun menembus level terendah pekan lalu dan mencapai level terendah sejak Desember 2001.
Baca Juga: Pandemi corona berlanjut, Singapura hadapi resesi yang lebih dalam dari perkiraan Para pakar trading minyak mengatakan bahwa penurunan harga minyak WTI karena dana seperti
exchange-traded fund menjual kontrak bulan Juni dan mengalihkannya ke kontrak yang lebih panjang untuk menghindari kerugian seperti yang terjadi pekan lalu. Para pengelola dana ini tidak ingin terkena harga minus ketika kontrak berakhir seperti pekan lalu. Saat itu, harga minyak kontrak Mei merosot ke minus US$ 37,63 per barel menjelang jatuh tempo. United States Oil Fund LP, pemilik produk
exchange minyak terbesar mengatakan akan mengalihkan kepemilikan ke kontrak yang lebih jauh. Warren Patterson, head of commodities strategy ING mengatakan bahwa perhatian pasar akan tertuju pada angka persediaan minyak pekan ini, terutama tambahan di Cushing yang merupakan pusat pengiriman minyak WTI. "Jika ada penambahan pasokan seperti yang terjadi pekan lalu, kapasitas Cushing akan penuh dalam dua pekan pertama bulan depan yang akan menekan harga," kata Patterson seperti dikutip
Reuters. Baca Juga: Harga minyak WTI naik tipis ke US$ 12,95 setelah kemarin anjlok 25% Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan OPEC+ akan memangkas produksi hampir 10 juta barel per hari mulai 1 Mei. Tapi volume ini masih belum cukup mengimbangi penurunan permintaan yang diprediksi mencapai 30 juta barel per hari akibat virus corona.
Permintaan minyak merosot sekitar 30% secara global. Menurut data Kpler, sekitar 85% penyimpanan minyak onshore global sudah penuh. Stok minyak di Cushing, Oklahoma yang merupakan pusat pengiriman minyak WTI naik 6% di akhir pekan lalu menjadi 65 juta barel. "Pasokan ke Cushing sedikit melambat, ini bisa terjadi dengan dua alasan, yakni apakah ada alternatif tempat penyimpanan baru atau ada penurunan produksi besar-besaran," kata Phil Flynn,
senior market analyst Price Futures Group kepada Reuters. Menurut sumber di sektor perkapalan, para trader minyak menyewa vessel di Amerika Serikat yang mahal untuk menyimpan bensin atau mengirim minyak ke luar negeri. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati