JAKARTA. Usai mencapai level puncak, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) mulai terkoreksi. Penurunan harga minyak terjadi akibat perkiraan naiknya stok minyak mentah AS.Sebelumnya harga minyak mentah jenis WTI di New York Mercantile Exchange (NYMEX) sempat menyentuh level US$ 102,84 per barel pada tanggal 19 Februari 2014. Ini merupakan level harga tertinggi sejak April 2012.Setelah itu harga minyak perlahan mulai terkoreksi. Mengutip data Bloomberg kemarin (25/2), harga minyak WTI untuk pengiriman April berada di U$ 102,38 per barel atau turun 0,43% dari hari sebelumnya.Penurunan harga minyak terjadi seiring prediksi peningkatan cadangan minyak di AS. Menurut survei analis Bloomberg, cadangan minyak mentah AS pada pertengahan Februari 2014 diperkirakan naik menjadi 363,6 juta barel. Data resmi cadangan minyak dari Energy Information Administration (EIA) baru akan dirilis hari ini (26/2).Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures, mengatakan, di luar faktor musim dingin, hingga saat ini belum ada momentum yang dapat menaikkan harga minyak. Akibatnya harga minyak cenderung konsolidasi dalam empat hari terakhir. “Harga minyak akan ditentukan oleh data cadangan minyak mentah. Namun data ini hanya menggerakkan minyak dalam jangka pendek, kecuali angkanya memang luar biasa,” ungkap Ariston.Apabila stok minyak mentah naik, maka dapat memberikan tekanan pada harga minyak. Sebaliknya, stok yang menunjukkan penurunan dapat mendorong laju minyak pada pekan ini.Nizar Hilmy, analis PT SoeGee Futures, menilai, cadangan minyak mentah AS diperkirakan mengalami kenaikan, namun tidak akan secara signifikan menumbangkan harga minyak. Menurutnya, selama musim dingin di AS masih berlangsung dan kebutuhan akan minyak pemanas masih tinggi, maka koreksi harga minyak yang terjadi relatif terbatas.Secara teknikal, Ariston mengatakan, harga berada di atas moving average 50, 100, dan 200. Moving average convergence divergence (MACD) masih berada di area positif. Ini menunjukkan, harga minyak masih berpotensi naik. Relative strength index (RSI) turun dari area overbought menuju area netral di level 65%. Adapun stochastic berada di area overbought 84%.Ariston memperkirakan harga minyak sepekan ke depan bergerak di level US$ 99,80 hingga US$ 103,80 per barel. Sementara, Nizar menduga, harga minyak bergulir di kisaran US$ 100 hingga US$ 104 per barel.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga minyak mulai terkoreksi
JAKARTA. Usai mencapai level puncak, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) mulai terkoreksi. Penurunan harga minyak terjadi akibat perkiraan naiknya stok minyak mentah AS.Sebelumnya harga minyak mentah jenis WTI di New York Mercantile Exchange (NYMEX) sempat menyentuh level US$ 102,84 per barel pada tanggal 19 Februari 2014. Ini merupakan level harga tertinggi sejak April 2012.Setelah itu harga minyak perlahan mulai terkoreksi. Mengutip data Bloomberg kemarin (25/2), harga minyak WTI untuk pengiriman April berada di U$ 102,38 per barel atau turun 0,43% dari hari sebelumnya.Penurunan harga minyak terjadi seiring prediksi peningkatan cadangan minyak di AS. Menurut survei analis Bloomberg, cadangan minyak mentah AS pada pertengahan Februari 2014 diperkirakan naik menjadi 363,6 juta barel. Data resmi cadangan minyak dari Energy Information Administration (EIA) baru akan dirilis hari ini (26/2).Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures, mengatakan, di luar faktor musim dingin, hingga saat ini belum ada momentum yang dapat menaikkan harga minyak. Akibatnya harga minyak cenderung konsolidasi dalam empat hari terakhir. “Harga minyak akan ditentukan oleh data cadangan minyak mentah. Namun data ini hanya menggerakkan minyak dalam jangka pendek, kecuali angkanya memang luar biasa,” ungkap Ariston.Apabila stok minyak mentah naik, maka dapat memberikan tekanan pada harga minyak. Sebaliknya, stok yang menunjukkan penurunan dapat mendorong laju minyak pada pekan ini.Nizar Hilmy, analis PT SoeGee Futures, menilai, cadangan minyak mentah AS diperkirakan mengalami kenaikan, namun tidak akan secara signifikan menumbangkan harga minyak. Menurutnya, selama musim dingin di AS masih berlangsung dan kebutuhan akan minyak pemanas masih tinggi, maka koreksi harga minyak yang terjadi relatif terbatas.Secara teknikal, Ariston mengatakan, harga berada di atas moving average 50, 100, dan 200. Moving average convergence divergence (MACD) masih berada di area positif. Ini menunjukkan, harga minyak masih berpotensi naik. Relative strength index (RSI) turun dari area overbought menuju area netral di level 65%. Adapun stochastic berada di area overbought 84%.Ariston memperkirakan harga minyak sepekan ke depan bergerak di level US$ 99,80 hingga US$ 103,80 per barel. Sementara, Nizar menduga, harga minyak bergulir di kisaran US$ 100 hingga US$ 104 per barel.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News