Harga minyak naik 6% karena update kesehatan Trump & penutupan ladang minyak Norwegia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melonjak 6% pada hari Senin malam setelah dokter mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dapat segera keluar dari rumah sakit tempat dia dirawat karena Covid-19. Sementara enam ladang minyak dan gas lepas pantai Norwegia ditutup karena lebih banyak pekerja ikut mogok.

Harga minyak Brent naik 5,9% menjadi US$ 41,57 per barel pada Senin (5/10) tengah malam. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 6,5% menjadi US$ 39,47 per barel.

"Banyak orang mengira aksi jual minggu lalu berlebihan," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa ada banyak asumsi yang beredar di pasar.


Pada hari Jumat, harga minyak merosot lebih dari 4% setelah diagnosis Trump. Kondisi medis Trump tetap tidak jelas ketika dia memulai hari keempat di rumah sakit militer tempat dia dirawat. Tapi, dokternya mengatakan dia dapat dipulangkan secepatnya pada hari Senin, yang meningkatkan sentimen pasar.

Baca Juga: Harga emas melaju ke US$ 1.916 pada Senin (5/10) malam

Harapan adanya paket stimulus AS untuk melawan dampak ekonomi dari pandemi juga mendukung harga minyak. Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows mengatakan masih ada potensi untuk mencapai kesepakatan dengan anggota parlemen AS tentang bantuan ekonomi yang lebih banyak selama pandemi virus corona.

Harga minyak juga didukung oleh pemogokan pekerja yang meningkat di Norwegia karena gaji. Enam ladang minyak dan gas lepas pantai Norwegia ditutup.

Baca Juga: Analis prediksi IHSG melanjutkan penguatan besok, Selasa (6/10), simak pemicunya

Menurut Asosiasi Minyak dan Gas Norwegia (NOG), pemogokan itu akan memangkas total kapasitas produksi Norwegia lebih dari 330.000 barel setara minyak per hari, atau sekitar 8% dari total produksi. "Tidak akan memerlukan pengetatan pasokan yang besar di pasar karena kekhawatiran tentang permintaan dan kekhawatiran kelebihan pasokan baru mendominasi saat ini," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

Analis mengatakan, penurunan produksi Norwegia terutama diimbangi dengan peningkatan produksi di Libya. Sumber Reuters mengatakan, produksi minyak Libya telah meningkat menjadi 290.000 barel per hari. Angka ini hampir tiga kali lebih banyak dari produksinya selama blokade yang dimulai pada Januari dan berakhir pada September.

Baca Juga: Pergerakan harga CPO tahun ini tak jauh beda dengan tahun lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati