KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah naik pada Kamis (28/11), setelah Israel dan kelompok bersenjata Lebanon, Hezbollah, saling menuduh melanggar kesepakatan gencatan senjata. Situasi memanas ketika tank Israel menembakkan peluru ke wilayah selatan Lebanon. Faktor lain yang mendorong harga adalah penundaan pertemuan OPEC+ yang diperkirakan akan memperpanjang pemotongan produksi.
Baca Juga: OPEC+ Menunda Pertemuan Kebijakan untuk Bahas Produksi hingga 5 Desember Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 34 sen, atau 0,5%, menjadi US$73,17 per barel pada pukul 20.26 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 16 sen, atau 0,2%, menjadi US$68,88. Perdagangan berjalan tipis karena libur Hari Thanksgiving di AS. Militer Israel menyatakan gencatan senjata dilanggar setelah beberapa tersangka, beberapa menggunakan kendaraan, muncul di wilayah selatan. Gencatan senjata yang mulai berlaku Rabu itu bertujuan memungkinkan warga kedua negara kembali ke rumah mereka di area perbatasan yang rusak akibat konflik 14 bulan. Meskipun konflik di Timur Tengah, salah satu kawasan penghasil minyak terbesar dunia, belum berdampak langsung pada pasokan, ketegangan ini menciptakan
risk premium bagi para pedagang.
Baca Juga: Harga Minyak Anjlok Karena Kenaikan Stok Bensin AS, Pasar Menanti Rapat OPEC+ Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, menunda pertemuan kebijakan mereka dari 1 Desember menjadi 5 Desember. Langkah ini diambil untuk menghindari bentrokan dengan acara lain. Sumber OPEC+ menyebutkan kemungkinan akan ada diskusi lagi mengenai penundaan kenaikan produksi minyak yang direncanakan pada Januari. Analis Rory Johnston dari Commodity Context mengatakan, “Sangat kecil kemungkinan mereka akan mengumumkan kenaikan produksi dalam pertemuan ini.” Grup ini, yang menghasilkan sekitar setengah dari minyak dunia, masih mempertahankan pemotongan produksi untuk mendukung harga, meskipun permintaan global yang lemah memaksa mereka menunda rencana peningkatan produksi secara bertahap.
Baca Juga: Harga Minyak Dalam Tren Bearish, Ini Faktor yang Mempengaruhi Menurut Suvro Sarkar dari DBS Bank, "Penundaan lebih lanjut sudah dipertimbangkan dalam harga minyak, tetapi pertanyaannya adalah apakah itu akan tertunda satu bulan, tiga bulan, atau bahkan lebih lama." Meskipun demikian, harga minyak sedikit tertekan oleh laporan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) yang menunjukkan stok bensin AS naik 3,3 juta barel pada pekan yang berakhir 22 November, melampaui perkiraan penurunan kecil menjelang musim liburan.
Pertumbuhan permintaan bahan bakar yang melambat di AS dan China, dua konsumen terbesar dunia, juga menjadi faktor yang menahan harga minyak sepanjang tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto