KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak mentah naik hampir 1% pada Kamis dalam perdagangan yang sepi akibat liburan. Kenaikan ini didorong oleh harapan stimulus fiskal tambahan di China, sebagai importir minyak terbesar dunia, serta laporan industri yang menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat. Pemerintah China dilaporkan telah menyetujui penerbitan obligasi pemerintah khusus senilai 3 triliun yuan (setara US$ 411 miliar) pada tahun depan.
Kebijakan ini bertujuan memperkuat stimulus fiskal guna mendukung pemulihan ekonomi yang sedang melemah, menurut laporan Reuters pada Selasa yang mengutip dua sumber terpercaya.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Disokong Harapan Stimulus China dan Penurunan Stok AS Harga minyak mentah berjangka Brent naik 48 sen atau 0,7% menjadi US$ 74,06 per barel pada pukul 14.45 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,9% atau 62 sen menjadi US$ 70,72 per barel, dibandingkan penutupan sebelumnya pada Selasa sebelum liburan Natal. “Saya melihat dua faktor yang mendukung kenaikan harga minyak. Pertama, pasar yang masih kekurangan pasokan. Kedua, ekspektasi stimulus fiskal dan moneter lebih lanjut di Tiongkok,” ujar Giovanni Staunovo, analis UBS, seraya menambahkan bahwa laporan resmi pada Jumat kemungkinan akan menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah AS.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik di Perdagangan Tipis Jelang Natal Selasa (24/12) Bank Dunia pada Kamis meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok untuk tahun 2024 dan 2025. Namun, lembaga tersebut memperingatkan bahwa lemahnya kepercayaan konsumen dan bisnis, ditambah dengan tekanan di sektor properti, akan tetap menjadi tantangan bagi ekonomi Tiongkok pada tahun depan. Satoru Yoshida, analis komoditas dari Rakuten Securities, menyebutkan bahwa ekspektasi peningkatan produksi serta permintaan bahan bakar fosil setelah pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump bulan depan turut mendukung kenaikan harga minyak. Dalam perkembangan lain, lalu lintas menuju selatan di Selat Bosphorus, Turki, dilaporkan kembali normal pada Kamis setelah sempat terhenti akibat kerusakan mesin pada sebuah kapal tanker, menurut agen pengiriman Tribeca.
Laporan mingguan dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah AS sebesar 3,2 juta barel pada pekan lalu, berdasarkan informasi dari sumber pasar pada Selasa.
Baca Juga: Harga Minyak WTI Menguat ke US$ 70,29 Per Barel pada Kamis (26/12) Pagi Para pedagang kini menantikan konfirmasi dari laporan resmi Badan Informasi Energi (EIA) yang akan dirilis Jumat pukul 13.00 EST, lebih lambat dari biasanya karena libur Natal. Dalam jajak pendapat Reuters, analis memperkirakan penurunan persediaan minyak mentah sebesar 1,9 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 20 Desember. Selain itu, persediaan bensin dan sulingan diperkirakan turun masing-masing sebesar 1,1 juta barel dan 0,3 juta barel.
Editor: Noverius Laoli