Harga Minyak Naik ke Level Tertinggi Karena Ekspektasi Pasokan yang Ketat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik ke level tertinggi tahun ini. Ekspektasi pasokan yang lebih ketat melebihi kekhawatiran terhadap melemahnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS).

Jumat (15/9) pukul 7.34 WIB, harga minyak WTI kontrak Oktober 2023 di New York Mercantile Exchange menguat 0,66% ke US$ 90,76 per barel. Ini adalah harga minyak WTI tertinggi sejak pertengahan Juni 2022 atau dalam 18 bulan terakhir, menurut data Bloomberg.

Sedangkan harga minyak Brent kontrak November 2023 di ICE Futures pagi ini menguat 0,49% ke US$ 94,16 per barel. Harga minyak acuan internasional ini pun mencatat level tertinggi sejak akhir Juni 2022, menurut data Bloomberg.


Dalam sepekan terakhir, harga minyak Brent menguat 3,84% dan harga minyak WTI menguat 3,71%. Kedua harga minyak acuan ini mencatat kenaikan tiga pekan beruntun. Menurut analis pasar, kedua benchmark tersebut secara teknikal masih berada di wilayah overbought.

Baca Juga: Tersengat Sentimen Harga Minyak, Cermati Rekomendasi Saham Medco Energi (MEDC)

Pada hari Rabu, Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA) mengatakan, pengurangan produksi minyak yang berkepanjangan oleh Arab Saudi dan Rusia akan mengakibatkan defisit pasar hingga kuartal keempat. Harga sempat turun karena laporan persediaan AS yang bearish sebelum melanjutkan kenaikannya.

"Laporan stok minyak  yang benar-benar bearish ini hanya menimbulkan godaan singkat untuk menjual, menunjukkan banyak hal dan menggarisbawahi mentalitas pasar," kata Tamas Varga dari broker minyak PVM kepada Reuters.

Hedge fund membeli minyak mentah berjangka selama dua atau tiga minggu terakhir karena, "Fundamental terus menguat, sebagian besar didorong oleh tingginya permintaan bensin dan solar," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.

Sehari sebelum laporan IEA, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengeluarkan perkiraan terbaru mengenai permintaan yang kuat. OPEC juga menunjukkan defisit pasokan pada tahun 2023 jika pengurangan produksi terus berlanjut.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Mencapai Level Tertinggi 2023 di Tengah Prospek Pasokan yang Ketat

John Kilduff, partner di Again Capital mengatakan, pasar semakin khawatir dengan kecukupan pasokan. “Rusia dan Saudi bertindak dengan cara yang secara signifikan dapat membatasi pasokan saat kita memasuki musim puncak permintaan di belahan bumi utara, untuk periode musim dingin,” tambah Kilduff.

European Central Bank (ECB) menaikkan suku bunga acuannya ke rekor tertinggi. Tetapi bank sentral Eropa ini mengisyaratkan bahwa kenaikan ini merupakan langkah terakhirnya untuk mengendalikan inflasi.

Investor melihat kemungkinan 97% bahwa Federal Reserve AS akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan berikutnya pada 20 September, menurut CME FedWatch Tool.

Sementara itu, bank sentral China menyatakan akan menurunkan rasio cadangan bank untuk kedua kalinya tahun ini guna meningkatkan likuiditas dan mendukung pemulihan ekonomi. Tiongkok adalah konsumen minyak terbesar kedua di dunia. Pemulihan ekonominya masih berombak sehingga mengkhawatirkan pasar atas potensi permintaan minyak di China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati