Harga Minyak Naik, Larangan Ekspor Bahan Bakar Rusia Memicu Kekhawatiran Pasokan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik pada hari Jumat karena kekhawatiran baru pasokan global akibat larangan ekspor bahan bakar Rusia. Ditambah lagi, ada kekhawatiran tekanan permintaan yang didorong oleh hambatan ekonomi makro dan suku bunga yang tinggi.

Jumat (22/9) pada pukul 16.33 WIB, harga minyak Brent berjangka naik 52 sen atau 0,56% menjadi US$ 93,82 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 73 sen atau 0,81% menjadi US$ 90,36 per barel.

Kedua minyak acuan tersebut berada di jalur penurunan mingguan kecil. Harga minyak sudah naik lebih dari 10% dalam tiga minggu sebelumnya di tengah kekhawatiran pengetatan pasokan global karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) mempertahankan pengurangan produksi.


“Perdagangan tetap berfluktuasi di tengah tarik-menarik antara kekhawatiran pasokan yang diperkuat oleh larangan Rusia terhadap ekspor bahan bakar dan kekhawatiran atas permintaan yang lebih lambat akibat kebijakan moneter yang lebih ketat di Amerika Serikat dan Eropa,” kata Toshitaka Tazawa, analis di Fujitomi Sekuritas Co Ltd kepada Reuters.

Baca Juga: BI: Kenaikan Harga Minyak Akan Mengancam Inflasi

Transneft Rusia menghentikan pengiriman solar ke terminal utama Primorsk dan Novorossiysk di Baltik dan Laut Hitam pada hari Jumat, menurut laporan kantor media pemerintah Tass.

Rusia untuk sementara waktu melarang ekspor bensin dan solar ke semua negara di luar empat negara bekas Uni Soviet dengan dampak langsung untuk menstabilkan pasar bahan bakar dalam negeri, kata pemerintah Rusia kemarin.

Hambatan makroekonomi terus membebani sentimen permintaan minyak. “Ini adalah sinyal dari sisi permintaan yang kemungkinan besar akan mempengaruhi harga minyak dalam jangka pendek,” kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Kebijakan Larangan Ekspor Solar Rusia Bisa Kerek Inflasi Dunia

Perekonomian Zona Euro kemungkinan akan mengalami kontraksi pada kuartal ketiga, menurut data Indeks Manajer Pembelian (PMI) yang dirilis pada hari Jumat. Kontraksi aktivitas ekonomi Inggris bahkan semakin dalam pada bulan September dibandingkan bulan Agustus.

Federal Reserve AS pada hari Rabu mempertahankan suku bunganya. Tetapi bank sentral AS ini memperketat sikap hawkish, meningkatkan kekhawatiran bahwa suku bunga yang lebih tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

HSBC pada hari Jumat menaikkan perkiraan harga Brent menjadi US$ 90 per barel untuk kuartal keempat dan US$ 82,50 untuk tahun 2024 karena tingginya permintaan dari Tiongkok dan prediksi bahwa pengurangan produksi sukarela di Arab Saudi akan tetap berlaku hingga kuartal kedua tahun 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati