Harga minyak naik lebih 1%, setelah sinyal optimisme dari dokter Donald Trump



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik lebih dari 1% pada Senin (5/10) pagi. Terangkat oleh komentar dari dokter Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menginformasikan dapat keluar dari rumah sakit segera pada hari Senin. Pernyataan ini keluar hanya beberapa hari setelah hasil tes yang menyatakan positif Covid-19.

Melansir Reuters pukul 08.44 WIB, kabar terbaru kondisi kesehatan Trump meredakan ketidakpastian politik di pasar global, mendorong minyak Brent naik menjadi US$ 39,79 per barel pada 0140 GMT, naik 52 sen atau 1,3%.

Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berada di US$ 37,64 per barel, naik 59 sen, atau 1,6%.


Baca Juga: Donald Trump terpapar corona buat harga minyak WTI terkoreksi dalam

Harga minyak telah merosot lebih dari 4% pada hari Jumat di tengah ketidakpastian seputar kesehatan Trump, menambah kekhawatiran bahwa meningkatnya jumlah kasus virus Corona yang dapat menghambat pemulihan ekonomi global.

Tetapi analis mengatakan rebound pada hari Senin didorong oleh meredanya ketakutan terburuk tentang kondisi kesehatan Trump, meskipun dikaburkan oleh beragamnya beberapa sinyal.

"Saya pikir ini adalah peningkatan kesehatan Presiden AS ... selama akhir pekan ada banyak laporan yang bertentangan tentang kesehatannya, tetapi secara umum dia membaik," kata Avtar Sandu, manajer komoditas senior di Phillip Futures.

"Dia bisa segera kembali bekerja," kata Sandu, menambahkan bahwa investor khawatir tentang rencana stimulus fiskal AS yang dapat membantu pemulihan permintaan minyak terhenti.

Tanda-tanda membaiknya kesehatan Trump mengimbangi indikasi meningkatnya pasokan minyak di pasar.

Baca Juga: Harga minyak terkoreksi, kinerja Medco Energi (MEDC) turun di semester I 2020

Libya, anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), telah mengalami kenaikan hampir tiga kali lipat dalam produksinya yang mencapai 270.000 barel per hari pekan lalu setelah pasukan timur melonggarkan blokade pada infrastruktur minyak negara itu.

Sementara kenaikan harga baru-baru ini telah mendorong beberapa produsen AS untuk melanjutkan pengeboran. Perusahaan energi AS minggu ini menambahkan rig minyak dan gas alam untuk pekan ketiga berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Oktober 2018, data dari Baker Hughes menunjukkan pada hari Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto