KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia berhasil naik pada penutupan perdagangan Selasa (12/5). Arab Saudi, pemimpin OPEC akan meningkatkan pembatasan pasokan pada Juni mendatang. Sementara, anggota OPEC lainnya juga berkeinginan untuk melanjutkan kebijakan pemangkasan pasokan sesuai kesepakatan bulan April. Melansir
Reuters, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) menetap di level US$ 25,78 per barel, naik US$ 1,64, atau 6,8%. Sedangkan, minyak mentah Brent ditutup pada US$ 29,98 per barel, naik 35 sen, atau 1,2%.
Baca Juga: Emiten ini untung saat harga minyak melemah Asal tahu, OPEC dan sekutu-sekutunya atau dikenal OPEC+, pada April lalu memutuskan untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) untuk bulan Mei dan Juni. Sebagai respon dari penurunan 30% permintaan bahan bakar di seluruh dunia akibat pandemi virus corona. Pada hari Selasa, sumber mengatakan ke
Reuters bahwa OPEC dan sekutunya ingin mempertahankan penurunan 9,7 juta barel per hari setelah Juni, ketika kelompok OPEC + menggelar pertemuan berikutnya. "Mereka tidak ingin mengurangi ukuran pemotongan," salah satu sumber OPEC mengatakan kepada Reuters. Arab Saudi mengatakan pada hari Senin akan menambah pemotongan yang ada dengan mengurangi output lain 1 juta barel per hari bulan depan, memangkas total produksi menjadi 7,5 juta barel per hari, turun hampir 40% dari bulan April.
Baca Juga: Harga minyak merosot tajam, laba bersih Saudi Aramco anjlok 25% di kuartal I 2020 Uni Emirat Arab dan Kuwait juga berkomitmen untuk memangkas total tambahan 180.000 barel per hari, menambah pengurangan yang disepakati produsen di bawah kesepakatan antara OPEC dan sekutunya. "Gagasan bahwa Saudi dan Kuwait dan UEA mengatakan bahwa mereka akan memberlakukan pemotongan yang lebih dalam daripada yang mereka sepakati pada awalnya, membantu pasar menemukan dukungan," kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut . Sementara, Kazakhstan telah memerintahkan produsen di ladang minyak besar dan menengah untuk memangkas produksi sekitar 22% pada Mei hingga Juni, sementara output dari wilayah minyak utama Rusia di Siberia barat diperkirakan turun 15% tahun ini, sejalan dengan kesepakatan OPEC + . Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto