Harga minyak naik lebih dari 2% setelah turun enam pekan beruntun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak menguat di awal pekan ini. Senin (6/12) pukul 8.00 WIB, harga minyak WTI kontrak Januari 2022 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 67,89 per barel, menguat 2,46% ketimbang akhir pekan lalu pada US$ 66,26 per barel.

Sedangkan harga minyak brent kontrak Februari 2022 di ICE Futures berada di US$ 71,51 per barel. Harga minyak acuan internasional ini menguat 2,33% ketimbang akhir pekan lalu pada US$ 69,88 per barel.

Harga minyak menguat setelah OPEC+ mengatakan dapat meninjau kebijakannya untuk menaikkan produksi dalam waktu singkat jika meningkatnya jumlah penguncian pandemi menghambat permintaan. Kedua harga acuan minyak turun dalam enam pekan berturut-turut hingga pekan lalu. Penurunan mingguan ini adalah penurunan terpanjang sejak November 2018.


Baca Juga: Peningkatan inflasi belum cerminkan peningkatan permintaan yang signifikan

Tekanan harga minyak berasal dari kasus baru corona secara global yang meningkat akibat penyebaran varian omicron dan delta. Selain itu, data pekerjaan AS mengecewakan. Sementara OPEC+ masih  menimbang potensi kenaikan produksi untuk bulan Januari.

OPEC+ mengejutkan pasar pada hari Kamis ketika tetap pada rencananya untuk menambah pasokan 400.000 barel per hari (bph) pada Januari. Tetapi OPEC+ membuka potensi perubahan kebijakan jika permintaan tertekan pembatasan perjalanan secara global. OPEC+ bisa bertemu lagi sebelum pertemuan dijadwalkan berikutnya pada 4 Januari.

Baca Juga: Penyesuaian pasokan minyak tetap dilanjutkan di 2022, ini penjelasan OPEC

Pasar di seluruh aset telah bergolak sepanjang pekan lalu akibat varian omicron. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara untuk memvaksinasi orang-orang mereka untuk memerangi virus. WHO menambahkan bahwa pembatasan perjalanan bukanlah jawabannya.

Pengebor AS pekan lalu mempertahankan jumlah rig minyak tidak berubah. Perusahaan tambang minyak sebelumnya menambahkan rig selama lima minggu berturut-turut ke level tertinggi sejak April 2020, menurut data perusahaan jasa energi Baker Hughes Co.

Baca Juga: Harga emas turun tipis pada Senin (6/12) pagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati