JAKARTA. Adanya tudingan bahwa OPEC mengatur harga minyak dunia membuat Presiden Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) Chakib Khelil gerah. Secara tegas dia mengatakan, kenaikan harga minyak yang sempat terus meroket bukan karena diatur oleh OPEC melainkan murni diakibatkan mekanisme pasar. “OPEC hanya memegang 40 persen dari total produksi minyak dunia. Sedangkan 60 persen sisanya dikendalikan oleh pihak lain. Jadi, kecil kemungkinan kami mengatur harga,” katanya usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, pada Rabu (29/7) lalu.Dia bilang, ada tiga penyebab utama kenaikan harga minyak. Faktor pertama, menyangkut melemahnya nilai tukar mata uang dolar A.S. Kedua, menyangkut isu geopolitik di beberapa negara. Dan ketiga, kenaikan harga minyak dipicu karena adanya tren penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif.Khelil menjelaskan, faktor geopolitik sangat mempengaruhi kenaikan harga minyak. Ia bilang, saat ini terdapat tiga negara anggota OPEC yang tidak dapat menggenjont produksi minyaknya karena diberlakukannya embargo internasional. Mereka adalah Libia, Irak dan Iran. Alhasil, tidak ada investor yang berani melakukan eksplorasi ladang minyak dan gas di negara-negara tersebut. "Bagaimana meningkatkan pasokan jika tidak ada investor yang mau masuk?" katanya.
Harga Minyak Naik, OPEC Tak Mau Disalahkan
JAKARTA. Adanya tudingan bahwa OPEC mengatur harga minyak dunia membuat Presiden Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) Chakib Khelil gerah. Secara tegas dia mengatakan, kenaikan harga minyak yang sempat terus meroket bukan karena diatur oleh OPEC melainkan murni diakibatkan mekanisme pasar. “OPEC hanya memegang 40 persen dari total produksi minyak dunia. Sedangkan 60 persen sisanya dikendalikan oleh pihak lain. Jadi, kecil kemungkinan kami mengatur harga,” katanya usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, pada Rabu (29/7) lalu.Dia bilang, ada tiga penyebab utama kenaikan harga minyak. Faktor pertama, menyangkut melemahnya nilai tukar mata uang dolar A.S. Kedua, menyangkut isu geopolitik di beberapa negara. Dan ketiga, kenaikan harga minyak dipicu karena adanya tren penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif.Khelil menjelaskan, faktor geopolitik sangat mempengaruhi kenaikan harga minyak. Ia bilang, saat ini terdapat tiga negara anggota OPEC yang tidak dapat menggenjont produksi minyaknya karena diberlakukannya embargo internasional. Mereka adalah Libia, Irak dan Iran. Alhasil, tidak ada investor yang berani melakukan eksplorasi ladang minyak dan gas di negara-negara tersebut. "Bagaimana meningkatkan pasokan jika tidak ada investor yang mau masuk?" katanya.