KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik lebih dari 1% pada hari Selasa (29/10), membalikkan sebagian dari penurunan 6% pada sesi sebelumnya. Rencana Amerika Serikat (AS) untuk membeli minyak bagi Cadangan Minyak Strategis alias Strategic Petroleum Reserve (SPR) memberikan dukungan bagi harga minyak. Sementara ada kekhawatiran yang lebih luas tentang pertumbuhan permintaan yang lebih lemah di masa mendatang memberikan tekanan. Selasa (29/10) pukul 19.37 WIB, harga minyak mentah Brent naik 94 sen atau 1,32% menjadi US$ 72,36 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 98 sen atau 1,45% menjadi US$ 68,36 per barel.
Pada hari Senin, kedua kontrak turun ke level terendah sejak 1 Oktober setelah serangan balasan Israel terhadap Iran pada akhir pekan melewati infrastruktur minyak Teheran. Dengan meredanya kekhawatiran konflik, isu lama mengenai perlambatan permintaan minyak kembali mencuat. "Setelah pembalasan Israel, risiko kejadian telah memudar, sehingga pasar minyak harus menghadapi realitas ekonomi makro. China, tempat laba industri merosot, akan menjadi yang terdepan dan utama," kata Harry Tchilinguirian, kepala kelompok penelitian di Onyx Capital Group kepada
Reuters.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Selasa (29/10) Pagi, Dipanaskan Rencana AS Isi Kembali SPR Penurunan permintaan minyak dari China, importir minyak mentah terbesar di dunia, telah menjadi penghambat konsumsi dan harga minyak global. "Margin penyulingan global suram karena pertumbuhan permintaan minyak global tetap di bawah rata-rata akibat aktivitas ekonomi yang lesu di China," kata CEO BP Murray Auchincloss kepada
Reuters. "Permintaan akan kembali ke tingkat pertumbuhan normal setelah Presiden China Xi Jinping memperkenalkan langkah-langkah stimulus baru bagi perekonomian," imbuh Auchincloss. Namun, ketegangan di Timur Tengah tetap tinggi. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei mengatakan pada hari Senin bahwa Iran akan "menggunakan semua alat yang tersedia" untuk menanggapi serangan Israel pada akhir pekan.
Baca Juga: Harga Minyak Anjlok 6% di Tengah Meredanya Risiko Meluasnya Perang di Timur Tengah Kemarin, AS mengatakan tengah mencari hingga 3 juta barel minyak untuk SPR untuk pengiriman hingga Mei tahun depan. Pengumuman AS ini memupuk optimisme atas fundamental permintaan minyak.
Namun, Tchilinguirian mengatakan rencana ini tidak cukup untuk mengimbangi pesimisme yang lebih luas seputar permintaan minyak yang berpusat di China dan Eropa. Stok minyak mentah dan bensin di AS kemungkinan naik minggu lalu, sementara persediaan sulingan terlihat turun, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada hari Senin. Kelompok industri American Petroleum Institute dijadwalkan untuk merilis laporan mingguan pada hari Selasa dan Energy Information Administration, badan statistik Departemen Energi AS, akan menerbitkannya pada hari Rabu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati