JAKARTA. Pemerintah berencana merevisi asumsi harga minyak mentah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menilai, asumsi harga minyak APBN 2012 sebesar US$ 90 per barel sudah tak lagi sesuai dengan kondisi sekarang.Menurutnya, harga minyak mentah dunia akan terus merangkak naik akibat keputusan Iran membatalkan ekspor minyak mentah ke negara Eropa. Hatta memperkirakan, harga minyak mentah bakal mencapai lebih dari US$ 100 per barel. "Saya kira trennya itu akan terus meningkat, padahal asumsi kita US$ 90 jadi harus melakukan satu perubahan karena sudah lebih dari 10%," katanya, Senin (12/2).Hatta menjelaskan, APBN 2012 tidak memuat klausul yang mengatur diskresi penyesuaian harga BBM bersubsidi oleh pemerintah jika terjadi deviasi harga minyak mentah Indonesia (ICP) 10% di atas asumsi. Padahal, lanjutnya, klausul itu sebelumnya ada di dalam APBN 2011. Ke depannya, pemerintah akan ada menambah klausul tersebut dalam RAPBN-P 2012.Pengamat energi Kurtubi juga memperkirakan ICP bisa menembus US$ 150 per barel akibat pemblokiran minyak oleh Iran. Menurutnya, jika kondisi di daerah tersebut masih stabil maka harga minyak akan menembus US$ 115 per barrel. "Kalau eskalasi geopolitik di Iran dan Barat terus meningkat dan pemblokiran dilakukan berhari-hari, maka bisa dipastikan harga minyak bisa mencapai US$ 150 per barrel," ujarnya.Seperti diberitakan sebelumnya, harga kontrak minyak dunia meroket ke level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir. Harga kontrak minyak untuk pengantaran Maret naik sebesar US$ 1,97 menjadi US$ 105,21 per barel di New York Mercantile Exchange. Lonjakan harga minyak tersebut disebabkan pernyataan Iran yang menyebut sudah menahan ekspor minyak ke Prancis dan perusahaan-perusahaan Inggris. Sentimen lainnya adalah pertemuan pimpinan Eropa yang diprediksi akan menyetujui bailout kedua Yunani senilai 130 miliar euro atau US$ 172 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga minyak naik, pemerintah revisi APBN 2012
JAKARTA. Pemerintah berencana merevisi asumsi harga minyak mentah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menilai, asumsi harga minyak APBN 2012 sebesar US$ 90 per barel sudah tak lagi sesuai dengan kondisi sekarang.Menurutnya, harga minyak mentah dunia akan terus merangkak naik akibat keputusan Iran membatalkan ekspor minyak mentah ke negara Eropa. Hatta memperkirakan, harga minyak mentah bakal mencapai lebih dari US$ 100 per barel. "Saya kira trennya itu akan terus meningkat, padahal asumsi kita US$ 90 jadi harus melakukan satu perubahan karena sudah lebih dari 10%," katanya, Senin (12/2).Hatta menjelaskan, APBN 2012 tidak memuat klausul yang mengatur diskresi penyesuaian harga BBM bersubsidi oleh pemerintah jika terjadi deviasi harga minyak mentah Indonesia (ICP) 10% di atas asumsi. Padahal, lanjutnya, klausul itu sebelumnya ada di dalam APBN 2011. Ke depannya, pemerintah akan ada menambah klausul tersebut dalam RAPBN-P 2012.Pengamat energi Kurtubi juga memperkirakan ICP bisa menembus US$ 150 per barel akibat pemblokiran minyak oleh Iran. Menurutnya, jika kondisi di daerah tersebut masih stabil maka harga minyak akan menembus US$ 115 per barrel. "Kalau eskalasi geopolitik di Iran dan Barat terus meningkat dan pemblokiran dilakukan berhari-hari, maka bisa dipastikan harga minyak bisa mencapai US$ 150 per barrel," ujarnya.Seperti diberitakan sebelumnya, harga kontrak minyak dunia meroket ke level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir. Harga kontrak minyak untuk pengantaran Maret naik sebesar US$ 1,97 menjadi US$ 105,21 per barel di New York Mercantile Exchange. Lonjakan harga minyak tersebut disebabkan pernyataan Iran yang menyebut sudah menahan ekspor minyak ke Prancis dan perusahaan-perusahaan Inggris. Sentimen lainnya adalah pertemuan pimpinan Eropa yang diprediksi akan menyetujui bailout kedua Yunani senilai 130 miliar euro atau US$ 172 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News