Harga Minyak Naik Seiring Melandainya Inflasi AS, Brent Menuju Penurunan Mingguan



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak naik tipis pada perdagangan Jumat (12/7), di tengah tanda-tanda meredanya tekanan inflasi di Amerika Serikat. Meski begitu, harga minyak Brent diperkirakan mencatat penurunan mingguan.

Mengutip Reuters, Jumat (12/7), harga minyak mentah jenis Brent naik 0,6% menjadi US$ 85,89 per barel pada puku 06.30 GMT. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 0,7%, menjadi US$ 83,20 per barel.

Kedua kontrak naik dalam dua sesi sebelumnya, namun masih bersiap untuk penurunan mingguan.


Harga minyak Brent berjangka diperkirakan turun sekitar 1% secara mingguan setelah naik empat minggu berturut-turut. Kontrak berjangka WTI secara umum stabil setiap minggunya.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik 2 Sesi Beruntun, Ekspektasi Pemotongan Suku Bunga AS Naik

Kepercayaan investor meningkat setelah data pada hari Kamis menunjukkan inflasi AS turun pada bulan Juni, memicu harapan bahwa Federal Reserve akan segera menurunkan suku bunga.

Suku bunga yang lebih rendah diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang akan membantu meningkatkan konsumsi bahan bakar.

Namun pasar masih menunggu tanda-tanda tindakan yang lebih jelas. Meskipun Gubernur Fed Jerome Powell mengakui tren peningkatan tekanan harga baru-baru ini, ia mengatakan kepada anggota parlemen bahwa diperlukan lebih banyak data untuk memperkuat alasan penurunan suku bunga.

“Angka inflasi AS yang menurun mungkin mendukung upaya The Fed untuk memulai proses pelonggaran kebijakannya lebih awal, namun hal ini juga menambah serangkaian kejutan negatif dalam data ekonomi AS, yang menunjukkan melemahnya perekonomian AS," kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG.

Indikasi kuatnya permintaan bahan bakar musim panas di AS juga mendukung harga.

Baca Juga: Harga dalam Tren Menguat, Cermati Prospeknya Hingga Akhir Tahun 2024

Data pemerintah menunjukkan, permintaan bensin AS berada pada angka 9,4 juta barel per hari (bph) dalam pekan yang berakhir 5 Juli, tertinggi dalam minggu yang mencakup libur Hari Kemerdekaan sejak 2019. Permintaan bahan bakar pesawat dalam rata-rata empat minggu berada pada titik terkuat sejak Januari 2020.

“Pasar akan tetap berada dalam kisaran yang terbatas, dilumpuhkan oleh kekuatan yang berlawanan dari perkiraan pemulihan permintaan yang dipicu oleh antisipasi musim panas yang kuat untuk konsumsi bahan bakar… namun sentimen tetap terikat oleh pelemahan ekonomi yang sedang berlangsung dan pemulihan permintaan yang tidak menentu,” kata Emril Jamil, analis minyak senior di LSEG.

Permintaan bahan bakar yang kuat mendorong penyulingan AS untuk meningkatkan aktivitas dan memanfaatkan stok minyak mentah. Data pemerintah menunjukkan, input bersih minyak mentah dari penyulingan minyak mentah di Pantai Teluk AS naik pekan lalu menjadi lebih dari 9,4 juta barel per hari untuk pertama kalinya sejak Januari 2019.

Editor: Herlina Kartika Dewi