Harga Minyak Naik Senin (29/12) Pagi: Brent ke US$61,21 dan WTI ke US$57,28



KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik pada perdagangan awal Asia, Senin (29/12/2025), seiring investor menimbang ketegangan di Timur Tengah yang berpotensi mengganggu pasokan.

Sementara negosiasi damai antara Rusia dan Ukraina masih menghadapi kendala.

Melansir Reuters, minyak Brent naik 57 sen atau 0,94% menjadi US$61,21 per barel pada pukul 01:12 GMT, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) naik 54 sen atau 0,95% menjadi US$57,28 per barel.


Baca Juga: Pasar Akhir Tahun: Yen Bangkit, Bitcoin dan Ether Menguat Tipis

Kedua acuan ini sempat turun lebih dari 2% pada Jumat (26/12), saat investor menimbang potensi surplus pasokan global dan kemungkinan tercapainya kesepakatan damai Ukraina menjelang pertemuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dengan Presiden AS Donald Trump pada akhir pekan lalu.

“Alasan utama kenaikan harga adalah ketegangan geopolitik yang masih tinggi, karena Rusia dan Ukraina terus menyerang infrastruktur energi masing-masing selama akhir pekan,” kata Yang An, analis di Haitong Futures.

Selain itu, situasi di Timur Tengah juga memicu kekhawatiran pasar. Serangan udara Arab Saudi di Yaman dan pernyataan Iran yang mengklaim berada dalam ‘perang skala penuh’ dengan AS, Eropa, dan Israel menambah tekanan terhadap potensi gangguan pasokan.

Presiden AS Donald Trump menyatakan, dirinya dan Presiden Zelenskiy “semakin dekat, mungkin sangat dekat” untuk mencapai kesepakatan mengakhiri perang di Ukraina, meski kedua pihak mengakui masih ada beberapa detail paling rumit yang belum disepakati.

Baca Juga: Startup Roket China LandSpace Bidik Pasar Global, Saingi Elon Musk

Meski perundingan damai memberikan sentimen positif, belum ada terobosan signifikan, terutama terkait kendali wilayah Donbas, menurut analis IG, Tony Sycamore.

IG memperkirakan harga minyak akan bergerak di kisaran US$55–US$60 per barel, dengan perhatian juga pada potensi dampak tindakan penegakan hukum AS terhadap pengiriman minyak Venezuela dan kemungkinan efek dari serangan militer AS terhadap target ISIS di Nigeria, yang memproduksi sekitar 1,5 juta barel per hari.

Selanjutnya: PANI Kuasai 85,95% Saham CBDK dengan Nilai Transaksi Rp 15,16 Triliun

Menarik Dibaca: Menjaga Mood Tetap Stabil, Ini Cara Menikmati Minuman Cokelat