KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlahan namun pasti, harga minyak dunia meningkat. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, dengan mulai membaiknya harga minyak dunia, kinerja emiten sektor perminyakan akan mendapat katalis positif. Menurutnya, dengan tren harga minyak yang positif, kinerja emiten perminyakan akan segera mulai pulih kembali. “Pada akhirnya prospek pergerakan sahamnya ke depannya juga akan tumbuh dibanding posisi saat ini. Apalagi pada tahun depan harga minyak dunia walau masih akan fluktuatif, tapi kecenderungannya menguat dan lebih baik dari tahun 2020. Ini akan dongkrak kinerja dan prospek emiten perminyakan,” kata Sukarno kepada Kontan.co.id, Jumat (13/11).
Terlebih lagi, pada tahun depan vaksin Covid-19 akan semakin berkembang bahkan sudah bisa didistribusikan. Di sisi lain, penanganan kasus Covid-19 juga dinilai akan lebih baik. Dua hal ini menurut Sukarno akan meningkatkan kembali aktivitas ekonomi. Pabrik-pabrik yang mulai beroperasi, transportasi darat maupun udara yang kembali aktif akan memicu kenaikan permintaan. Dus, harga minyak dunia berpotensi mengalami penguatan.
Baca Juga: Harga minyak melesat lebih dari 8% sepekan meski kasus corona meningkat Berikut rekomendasi analis untuk saham-saham emiten perminyakan: 1. PT AKR Corporindo Tbk (
AKRA) AKRA terus memperluas cakupan lini bisnisnya setelah menandatangani kerjasama dengan Petronas Chemicals Group (PGC). Melalui kerjasama ini, AKRA mendistribusikan metanol dan bahan kimia lainnya sekaligus memperluas jangkauan produk mereka. Selain itu, AKRA melalui JIIPE, juga telah berhasil menjual 17 Ha hingga 9M20, dua kali lebih tinggi dari penjualan 8 Ha pada tahun 2019 Analis Samuel Sekuritas Ilham Akbar merekomendasikan beli AKRA dengan target harga Rp 3.800 per saham 2. PT Medco Energi Internasional Tbk (
MEDC) Di tengah pandemi, MEDC justru getol mengurangi beban utang perusahaan. Dua seri obligasi senilai Rp 1,34 triliun yang seharusnya jatuh tempo pada tahun depan, MEDC memutuskan untuk memajukannya pada tahun ini. Pada tahun ini,
gross debt MEDC turun 8% secara tahunan menjadi US$ 2,7 miliar di akhir semester pertama. Sedangkan net debt perusahaan ini turun 5% secara tahunan menjadi US$ 2,07 miliar. Sehingga
net debt to EBITDA MEDC per semester I-2020 ada di level 3,7 kali. Analis Ciptadana Sekuritas Arief Budiman merekomendasikan beli untuk saham MEDC dengan target harga Rp 700 per saham. 3. PT Elnusa Tbk (
ELSA) Di tengah pandemi, ELSA menurunkan target pendapatan tahun ini dari semula Rp 9,1 triliun kemudian diturunkan 25% dari jumlah tersebut. Dari penyerapan capital expenditures, ELSA juga menurunkan besaran capex-nya. Semula ELSA menyediakan Rp 1,4 triliun, namun kini diturunkan jadi Rp 800 miliar. Analis Korea Investment Sekuritas Indonesia Edward Ariadi merekomendasikan untuk beli saham ELSA dengan target harga Rp 290 per saham.
4.PT Energi Mega Persada Tbk (
ENRG) Pada semester pertama 2020, ENRG memproduksi 2.566 barel minyak per hari dan 172 juta kaki kubik gas per hari. ENRG mengoperasikan 18,68 juta barel minyak dan 788 miliar kaki kubik gas dalam cadangan terbukti, terukur, dan terkira. Pendapatan ENRG berhasil naik 28% secara
year on year menjadi US$ 148,93 juta dengan laba bersih yang tumbuh 3% menjadi US$ 27,34 juta. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan untuk speculative buy saham ENRG dengan target harga Rp 61 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi