Harga Minyak Naik Tipis, Batasan Produk dari Rusia Menopang Harga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak menguat setelah kemarin turun. Jumat (3/2) pukul 7.41 WIB, harga minyak WTI kontrak Maret 2023 menguat 0,20% ke US$ 76,03 per barel. 

Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) membuat minyak mentah lebih mahal untuk pembeli yang tidak menggunakan mata uang ini. Alhasil, kemarin harga minyak melemah Minyak mentah Brent berjangka kemarin turun 0,8% ke US$ 82,17 per barel.

Pesanan baru untuk barang manufaktur AS naik secara luas pada bulan Desember. Pesanan untuk peralatan industri dan mesin lainnya turun, menurut data Departemen Perdagangan AS.


"Hal itu menyoroti lebih banyak perlambatan ekonomi, terutama di sisi industri, yang berdampak negatif bagi minyak," kata John Kilduff, partner di Again Capital kepada Reuters.

Baca Juga: Emiten Energi Masih Siap Genjot Ekspansi

Rebound dalam indeks dolar, yang mencapai level terendah sembilan bulan di awal sesi karena taruhan kenaikan suku bunga Federal Reserve AS yang lebih lemah, juga membebani harga minyak, menurut Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates. Greenback yang lebih kuat membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar seperempat persentase poin pada hari Rabu. Bank sentral AS menjanjikan peningkatan suku bunga berkelanjutan sebagai bagian dari pertempurannya melawan inflasi.

"Inflasi agak mereda tetapi tetap tinggi," kata bank sentral AS dalam sebuah pernyataan yang menandai pengakuan eksplisit atas kemajuan yang dibuat dalam menurunkan laju kenaikan harga dari level tertinggi 40 tahun yang dicapai tahun lalu.

Sementara inflasi tampaknya telah melambat di negara-negara ekonomi utama, respons bank sentral dan kecepatan pembukaan kembali dari penguncian Covid-19 tidak pasti.

Baca Juga: Permintaan Lesu, Harga CPO Dalam Tren Menurun

Membantu menjaga minyak agar tidak bergerak lebih rendah adalah larangan Uni Eropa terhadap produk olahan Rusia yang akan mulai berlaku pada 5 Februari. Larangan ini berpotensi memberikan pukulan bagi pasokan global.

Negara-negara Uni Eropa akan mencari kesepakatan pada hari Jumat atas proposal Komisi Eropa untuk menetapkan batas harga produk minyak Rusia. Uni Eropa menunda keputusan pada hari Rabu karena perpecahan di antara negara-negara anggota.

Komisi Eropa minggu lalu mengusulkan bahwa mulai 5 Februari, Uni Eropa menerapkan batas harga US$ 100 per barel untuk produk minyak premium Rusia seperti solar dan batas US$ 45 per barel untuk produk diskon seperti bahan bakar minyak.

Sementara itu, panel OPEC+ mendukung kebijakan produksi kelompok produsen pada pertemuan pada hari Rabu. OPEC+ tidak mengubah kesepakatan produksi di tengah harapan permintaan China yang lebih tinggi dan prospek pasokan Rusia yang tidak pasti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati