Harga Minyak Naik Tipis di Kamis (8/12) dari Level Terendah Sejak Awal Tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak menguat tipis pada Kamis (8/12) pagi setelah kemarin jatuh ke level terendah sejak Januari 2022. Harapan permintaan minyak yang lebih tinggi dari China mengimbangi kekhawatiran tentang resesi dan meredakan kekhawatiran bahwa pembatasan Barat pada harga minyak Rusia akan membatasi pasokan.

Kamis (8/12) pukul 6.50 WIB, harga minyak WTI kontrak Januari 2023 di New York Mercantile Exchange menguat 0,75% ke US$ 72,55 per barel. Kemarin, harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini merosot 3,01% ke US$ 72,01 per barel yang merupakan level terendah sejak 11 Januari 2022.

Harga minyak Brent kontrak Februari 2023 di ICE Futures kemarin pun merosot 2,75% ke US$ 77,17 per barel. Harga minyak acuan internasional ini pun turun ke level terendah sejak awal Januari 2022.


Baca Juga: Mandatori B35 Bisa Mengungkit Cuan Emiten CPO

China pada hari Rabu mengumumkan perubahan paling besar pada rezim anti-Covid sejak pandemi dimulai. China melonggarkan aturan yang menahan penyebaran virus tetapi melumpuhkan ekonomi terbesar kedua di dunia dan memicu protes.

Pembukaan kembali di China dapat memberikan dorongan 1% untuk permintaan minyak global, kata bank ANZ dalam catatan klien.

"Masih banyak ketidakpastian di pasar hari ini," kata Claudio Galimberti, wakil presiden senior di Rystad Energy kepada Reuters. Dia menambahkan, produksi minyak mentah di Rusia mungkin tidak turun sebanyak yang diharapkan sebelumnya.

Tetap saja, peringatan dari bank-bank besar AS tentang kemungkinan resesi tahun depan membebani harga minyak dan mendukung dolar AS. Dolar yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lain dan cenderung mengurangi selera terhadap aset berisiko.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Terus Melemah, Ini Sentimen Negatif yang Mendesaknya

Harga minyak Brent yang kembali ke bawah US$ 80 sebarel telah membatalkan kenaikan tahun ini. Harga minyak mendekati level tertinggi sepanjang masa US$ 147 pada bulan Maret lalu setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Kekhawatiran mereda bahwa batas harga minyak mentah Rusia dapat menyebabkan guncangan pasokan. Harian Vedomosti melaporkan pada hari Rabu, Rusia sedang mempertimbangkan opsi termasuk melarang penjualan minyak ke beberapa negara untuk mengimbangi batasan yang diberlakukan oleh kekuatan Barat.

"Premi risiko geopolitik telah hilang, tetapi kekhawatiran inflasi belum," kata pialang minyak PVM. PVM menyebut, investor tidak khawatir sedikit pun tentang potensi kekurangan pasokan yang mungkin merupakan akibat dari pembatasan harga dan larangan Uni Eropa yang dimulai 5 Desember atas penjualan minyak Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati