KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak ditutup sedikit lebih tinggi setelah sesi perdagangan yang berombak karena investor khawatir tentang gangguan perdagangan global dan ketegangan di Timur Tengah menyusul serangan terhadap kapal oleh pasukan Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran di Laut Merah. Rabu (20/12), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2024 ditutup naik 47 sen atau 0,6% ke US$ 79,70 per barel. Sementara, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Februari 2024 ditutup naik 28 sen atau 0,4% ke US$ 74,22 per barel.
Kedua tolok ukur tersebut sempat melemah, menyusul laporan EIA dan kemungkinan gencatan senjata baru setelah pemimpin Hamas melakukan kunjungan pertamanya ke Mesir selama lebih dari sebulan. Namun, akhirnya kenaikan harga minyak dibatasi adalah peningkatan persediaan minyak mentah AS yang mengejutkan, kenaikan stok bahan bakar yang lebih besar dari perkiraan, dan rekor produksi minyak dalam negeri.
Baca Juga: Harga Batubara Berpotensi Lanjut Tertekan pada 2024, Ini Penyebabnya Pada awal sesi, harga acuan naik lebih dari US$ 1 karena operator maritim besar memilih untuk menghindari rute Laut Merah, karena perjalanan yang lebih lama meningkatkan biaya transportasi dan asuransi. Pada hari Rabu, Yunani menyarankan kapal komersial yang berlayar di Laut Merah dan Teluk Aden untuk menghindari perairan Yaman. Pemilik kapal Yunani menguasai sekitar 20% kapal komersial global dalam hal daya dukung. “Kemungkinan penurunan harga yang signifikan akan muncul setelah usulan pertama stabilisasi transit kargo melalui koridor Laut Merah,” kata John Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois. Pada hari Selasa, Washington meluncurkan satuan tugas untuk menjaga perdagangan di wilayah tersebut. Sumber-sumber termasuk pejabat pelayaran dan keamanan maritim mengatakan kepada Reuters bahwa hanya sedikit rincian praktis yang diketahui mengenai inisiatif ini atau apakah mereka akan terlibat langsung jika terjadi serangan bersenjata lebih lanjut. Kelompok Houthi bersumpah untuk menentang misi angkatan laut pimpinan AS dan terus menargetkan pengiriman Laut Merah untuk mendukung gerakan Hamas yang berkuasa di wilayah Palestina di Gaza. Sekitar 12% lalu lintas pelayaran dunia melewati Laut Merah dan Terusan Suez. Meskipun pasokan minyak telah disesuaikan, namun belum terjadi kekurangan, kata para analis. “Selama produksi tidak terancam, pasar pada akhirnya akan menyesuaikan diri dengan perubahan jalur pasokan,” kata Ole Hansen, analis di Saxo Bank.
Baca Juga: Harga Minyak Menguat Tipis, Pelaku Pasar Memantau Ketegangan di Laut Merah Di sisi lain, data terbaru menunjukkan bahwa tindakan bank sentral untuk meredam inflasi yang tinggi di Eropa telah membawa perubahan yang berarti.
Harga produsen Jerman turun lebih dari perkiraan pada bulan November, data menunjukkan pada hari Rabu, sehari setelah dipastikan bahwa inflasi zona euro melambat tajam menjadi 2,4% bulan lalu secara tahunan. Seorang pengambil kebijakan di European Central Bank (ECB) memperingatkan bahwa "agak tidak mungkin" suku bunga akan diturunkan dalam enam bulan pertama tahun depan. Di Inggris, inflasi pada bulan November anjlok ke tingkat terendah dalam lebih dari dua tahun, sehingga memperkuat alasan penurunan suku bunga. Pada hari Selasa, Departemen Energi AS mengatakan pemerintah membeli 2,1 juta barel minyak mentah untuk pengiriman pada bulan Februari, karena AS terus menambah cadangannya.
Editor: Anna Suci Perwitasari