KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah menguat tipis pada pagi ini setelah kemarin anjlok. Penguatan harga minyak terjadi setelah turun dua hari berturut-turut. Kamis (27/4) pukul 7.02 WIB, harga minyak WTI kontrak Juni 2023 di New York Mercantile Exchange menguat 0,15% ke US$ 74,41 per barel setelah kemarin turun 3,59%. Harga minyak turun lebih dari 2% pada hari Selasa. Harga minyak Brent kontrak Juni 2023 di ICE Futures hari ini menguat 0,18% ke US$ 77,83% setelah kemarin turun 3,8%. Pada Selasa, harga minyak acuan internasional ini turun 2,37%.
Harga minyak turun meski laporan menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun lebih dari yang diharapkan karena kekhawatiran resesi tumbuh untuk ekonomi terbesar dunia itu.
Baca Juga: Inflasi April Tersundut Puasa dan Lebaran Data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun minggu lalu sebesar 5,1 juta barel menjadi 460,9 juta barel. Penurunan ini jauh melebihi perkiraan analis dalam jajak pendapat Reuters yang meramalkan penurunan 1,5 juta. Penurunan persediaan minyak mentah AS membantu membatasi penurunan harga, Stok bensin dan sulingan juga turun, masing-masing turun 2,4 juta barel menjadi 221,1 juta barel dan hampir 600.000 barel menjadi 111,5 juta barel, kata EIA. "Harga minyak tampaknya lebih fokus pada resesi yang mungkin sedang berlangsung daripada statistik EIA saat ini yang umumnya cenderung bullish," kata Jim Ritterbusch dari konsultan Ritterbusch and Associates kepada
Reuters.
Baca Juga: Pesta Pora Lonjakan Harga Komoditas Berakhir Sudah Perkiraan aktivitas kilang yang lebih tinggi, tetapi ekspor minyak mentah yang lebih rendah, akan terus mendorong dan menarik harga minyak selama berminggu-minggu. "Pengoperasian kilang akan naik dalam beberapa minggu ke depan, meningkatkan sisi permintaan. Tetapi ekspektasi ekspor minyak mentah yang lebih rendah membebani selera beli," kata Matt Smith, analis minyak untuk Amerika di Kpler kepada Reuters. Harga minyak telah menghapus kenaikan yang terjadi sejak OPEC+ pada awal April mengumumkan pengurangan produksi tambahan hingga akhir tahun. Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak kemarin mengatakan bahwa OPEC+ tetap menjadi alat koordinasi yang efisien.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Meluncur ke Bawah US$80 Per Barel pada Rabu (26/4) Harga minyak turun pada hari Selasa karena kekhawatiran ekonomi yang berkepanjangan dan ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut yang dapat membatasi pertumbuhan permintaan bahan bakar. Kepercayaan konsumen AS turun ke level terendah sembilan bulan di bulan April karena meningkatnya kekhawatiran ekonomi jatuh ke dalam resesi tahun ini. Pesanan baru untuk barang modal utama manufaktur AS juga turun lebih dari yang diperkirakan pada bulan Maret dan pengiriman menurun.
"(Data) ini akan menambah kepercayaan pada klaim bahwa ekonomi AS semakin mendekati resesi," kata Stephen Brennock dari PVM Oil. Investor juga khawatir potensi kenaikan suku bunga oleh bank sentral yang memerangi inflasi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan energi di Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa. Federal Reserve AS, Bank of England dan European Central Bank diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan mendatang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati