KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak naik tipis di awal perdagangan Asia pada hari Rabu setelah data industri menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan. Hal ini meningkatkan harapan permintaan bahan bakar padat selama musim berkendara di musim panas di negara konsumen minyak terbesar. Rabu (3/7) pukul 08.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2024 naik 16 sen atau 0,2% menjadi US$ 85,60 per barel. Sejalan, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2024 menguat 14 sen atau 0,2% ke US$ 82,95 per barel.
Kedua benchmark tersebut ditutup melemah pada sesi sebelumnya karena memudarnya kekhawatiran bahwa Badai Beryl akan mengganggu produksi di Teluk Meksiko. Persediaan minyak mentah AS turun 9,163 juta barel dalam pekan yang berakhir 28 Juni, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa. Namun, persediaan bensin naik 2,468 juta barel, dan persediaan sulingan turun 740.000 barel. Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Melemah di Tengah Kekhawatiran Dampak Badai Beryl yang Memudar Analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan, penurunan persediaan minyak mentah sebesar 700.000 barel, penurunan stok bensin sebesar 1,3 juta barel, dan penurunan stok sulingan sebesar 1,2 juta barel. “Harga minyak didukung oleh penurunan persediaan minyak mentah AS, namun kenaikannya terbatas karena beberapa investor masih mencari keuntungan dari reli baru-baru ini untuk mencapai level tertinggi sejak April,” kata Mitsuru Muraishi, analis di Fujitomi Securities. Energy Information Administration (EIA), badan statistik Departemen Energi AS, akan merilis data mingguannya pada hari Rabu pukul 14.30 GMT (14.30 WIB).